KOLONIALISME INGGRIS
Sir Thomas Stamford Bingley Raffles (lahir di Jamaica, 6 Juli1781 – meninggal diLondon, Inggris, 5 Juli1826 pada umur 44 tahun) adalah Gubernur-JenderalHindia-Belanda yang terbesar. Ia adalah seorang
warganegara Inggris. Ia dikatakan juga pendiri kota dan negara kota Singapura. Ia salah seorang Inggris yang paling dikenal sebagai yang menciptakan
kerajaan terbesar di dunia.Pemerintahan raffles diserahkan atas
prinsip-prinsip liberal, seperti halnya kepada van hogendorp, jadi politik
kolonial yang hendak mewujudkan kebebasab dan kepastian hukum. Prinsip
kebebasan di cangkup kebebasan menanam dan kebebasan perdagangan,keduanya akan
menjamin adanya kebebasan produksi untuk ekspor. Raffles bermaksud menerapkan
politik kolonial seperti yang dijalankan oleh inggris di india, menurut suatu
sistem yang kemudian terkenal sebagai sistem pajak-tanah(landrent-system).
Kesejahteraan rakyat hendak dicapainya dengan memberikan kebebasan serta
jaminan hukum kepada rakyat sehinga tidak menjadi korban kesewenang-wenangan
para penguasa serta ada dorongan untuk menambah penghasilan serta perbaikan
tingkat hidup.
pokok-pokok sistem raffles adalah sebagai berikut:
1. Penghapusan seluruh pengerahan wajib dan wajib kerja
dengan memberi kebebasan penuh untuk kultur dan berdagang.
2. Pemerintah secara langsung mengawasih
tanah-tanah.hasilya dipungut langsung oleh pemerintah tampah perantarah bupati
yang tugasnya terbatas pada dinas-dinas umum.
3. Penyewaan tanah dibeberapa daerah dilakukan
berdasarkan kontrak dan terbatas waktunya.
Politik kolonial raffles bertolak dari
ideologi liberal dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan
memberikan kebebasanya. Pelaksnaan politik liberal itu berarti bawah struktur
tradisional dan faedol perlu di rombak sama sekali dan diganti dengan
rasionalitan sistem baru yang didasarkan atas prinsip
legal-riasionalitas.pemerintah perlu tersusun dari suatu birokrasi yang
melepaskan fungsi-fungsi tradisional feodel,terutama dalam hubunganya dengan
pemungutan hasil dan pengerahan tenaga rakyat menurut sistem voc.perubahan
struktural semacam itu sukar dilaksanakan tampah mengadakan perubahan mental
dan kultur dari unsur-unsur pemerntahan yang pada umumnya masih hidup dalam
alam tradisional. Kegagalan tidak dapat dihindari. Untuk memahami kegagalan itu
perlu sistem pajak tanah raffles dihubungkan dengan latar belakang politik
kolonial ingris bagi india. Dibanding dengan negeri belanda, inggris lebih maju
dalam industrinya, maka melihat fungsi daerah jajahan sebagai daerah pemasaran
hasil industrinya. Pasaran yang bebas dan tingkat kesejahteraan rakyat tertentu
merupakan faktor yang mendorong hasil pemasaran itu. Kewajiban pemerintahan
hanya menjamin keamanan dan penegakan keadilan pada suatu pihak, serta pemungut
pajak bagi penyelengaraan pemerintahan pada pihak lain. Dipandang dari sudut
ini maka bagi raffles yang menjadi penghalang utama bagi pelaksanaan politiknya
ialah unsur feodel yang sangat kuat kedudukanya dan sistem ekonomi yang masih
bersipat tertutup sehinga pembayaran pajak bumi dapat dilakukuan sepenuhnya
dengan uang, tetapi in natural. Bagi pihak belanda, akhirnya faktor yang sangat
menena tukan politok kolonialnya ilah keadaan ekonomi negeri belanda sendiri.
Negerinya masih bersipat agraris industri belum berkembang, lagi pula akibat perang
nafoleon sedang menderita dan mundur ekonominya. Dalam menghadapi keadaan
seperti itu kolonial berdasarkan liberalisme tidak cocok dan tidak realistis.
Keragu-keraguan selama lebih kurang tiga
puluh tahun disebabkan oleh terombang ambingnya terombosan menurut cita cita
dan realitas sosial ekonomi baik dari negeri belanda maupun indonesia,
khususnya jawa. Landelick steel sel adalah semacam jalan tengah dintarah kedua
pilihan. Akhirnya keadaan ekonomi belanda dengan kejurangan modalnya serta
keterbelakangan industrinya memaksa belanda mengambil langkah kembali kesistem
voc dengan beberapa perubahan terkenal sebagai cultuurstelsel(sistem tanam
paksa).
Thomas Stamford Raffles mengambil
tindakan-tindakan di berbagai bidang untuk menjalankan pemerintahannya. Dengan
tindakan-tindakan yang telah dilakukannya itu, Raffles telah melakukan
perubahan dalam beragam bidang kehidupan rakyat. Tindakan-tindakannya itu
ternyata ada yang mendatangkan penderitaan bagi rakyat Hindia Belanda.
Contohnya dengan adanya pemungutan pajak yang cukup tinggi. Adapun hambatan
yang dihadapi Raffles dalam menjalankan kebijakannya adalah adanya kenyataan
bahwa rakyat Hindia Belanda belum mengenal uang sebagai alat pembayaran.
Keadaan ini menyebabkan pelaksanaan landrente menemui hambatan.
Pada satu sisi, Raffles mendatangkan
banyak penderitaan terhadap rakyat Indonesia, tetapi pada sisi yang lain
Raffles juga berjasa bagi bangsa ini. Diantara jasa-jasa Raffles adalah sebagai
berikut:
1. Mengangkat kembali Sultan Sepuh di Yogyakarta sebagai
sultan
2. Menemukan jenis bunga yang diberi nama Rafflesia
Arnoldi
3. Menulis buku sejarah Pulau Jawa yang diberi judul The
History of Java
4. Membantu dan menyokong perkumpulan kebudayaan dan ilmu
pengetahuan
5. Istri Raffles yang bernama Olivia Marianne berjasa
sebagai perintis Kebun Raya Bogor.
Kebijakan-Kebijakan yang dilakukan oleh
Sir Thomas Stamford Raffles di Bidang tertentu pada saat menjabat sebagai
Gubernur jenderal Inggris di Indonesia.
A. Bidang Pemerintahan
Langkah-langkah Raffles adalah sebagai berikut :
1. Membagi Pulau Jawa menjadi 16 keresidenan (sistem keresidenan ini
berlangsung sampai tahun 1964)
2. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan
oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat
3. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi
dilepaskan kedudukannya yang mereka peroleh secara turun-temurun
4. Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan
B. Bidang
Ekonomi dan Keuangan
Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman
ekspor, sedang pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang
petani menanam tanaman ekspor yang paling menguntungkan. Penghapusan pajak
hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (verplichte
leverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC. Menetapkan sistem sewa
tanah (landrent) yang berdasarkan anggapan pemerintah kolonial.
Pemungutan pajak secara perorangan.
C. Bidang Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan Raffles
lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels. Karena Daendels
berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada besar
kecilnya kesalahan. Badan-badan penegak hukum pada masa Raffles sebagai
berikut:
· Court of Justice, terdapat pada setiap residen
· Court of Request, terdapat pada setiap divisi
· Police of Magistrate
D. Bidang Sosial
Penghapusan kerja rodi (kerja paksa) dan
penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar undang-undangnya
sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan.
Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan
melawan harimau.
E. Bidang Ilmu
Pengetahuan
· Ditulisnya buku berjudul History of Java di
London pada tahun 1817 dan dibagi dua jilid
· Ditulisnya buku berjudul History of the East
Indian Archipelago di Eidenburg pada
tahun 1820 dan dibagi tiga jilid
· Raffles juga aktif mendukung Bataviaach
Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
· Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi
· Dirintisnya Kebun Raya Bogor
· Memindahkan Prasasti Airlangga ke Calcutta, India sehingga diberi nama Prasasti Calcutta
Pada tahun 1815 Raffles kembali ke Inggris setelah Jawa dikembalikan ke Belandasetelah Perang Napoleon selesai. Pada 1817 ia menulis dan menerbitkan buku History
of Java, yang melukiskan sejarah pulau itu sejak zaman kuno. Tetapi pada tahun 1818 ia kembali ke Sumatera dan pada tanggal 29 Januari1819 ia mendirikan sebuah pos perdagangan bebas di
ujung selatan Semenanjung Malaka, yang di kemudian hari menjadi negara kota Singapura. Ini merupakan langkah yang berani, berlawanan dengan
kebijakan Britania untuk tidak menyinggung Belanda di wilayah yang diakui berada
di bawah pengaruh Belanda. Dalam enam minggu, beberapa ratus pedagang
bermunculan untuk mengambil keuntungan dari kebijakan bebas pajak, dan Raffles
kemudian mendapatkan persetujuan dari London.
Raffles menetapkan tanggal 6 Februari tahun 1819 sebagai hari jadi Singapura modern. Kekuasaan atas
pulau itu pun kemudian dialihkan kepada Perusahaan Hindia Timur Britania. Akhirnya pada tahun 1823, Raffles selamanya kembali ke Inggris dan kota
Singapura telah siap untuk berkembang menjadi pelabuhan terbesar di dunia. Kota ini terus berkembang sebagai pusat perdagangan
dengan pajak rendah.
Dari kebijakan ini, salah satu pembaruan
kecil yang diperkenalkannya di wilayah kolonial Belanda adalah mengubah sistem
mengemudi dari sebelah kanan ke sebelah kiri, yang berlaku hingga saat ini.