Assalamualaikum selamat pagi anak anak yan ku cintai.
sebelum kita memulai pembelajaran hari ini alangkah baiknya jika kita berdoa terlebih dahulu dan jangan lupa untuk selalu Sholat karna sholat adalah tiang agama.
bab. 5 Peranan Tokoh Nasional dan Daerah dalam Memperjuangkan Kemerdekaan
1. Dr. Sutomo
Dr. Soetomo perannya dalam kebangkitan nasional adalah tokoh pendiri organisasi Budi Utomo yaitu organisasi pergerakan pertama di Indonesia.
Organisasi ini awalnya dibangun karena ia bersama kawan-kawan dari STOVIA memperkenalkan ide untuk memberikan bantuan dana bagi para pelajar pribumi berprestasi tapi miskin.
Sehingga ide ini berkembang dengan bergabungnya sekelompok priyayi Jawa untuk mendirikan Boedi Oetomo.Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan cendekiawan Indonesia yang sangat cerdas. Beliau merupakan seorang dokter lulusan STOVIA ( School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) atau diartikan sebagai Sekolah Pendidikan Dokter Hindia dalam bahasa Indonesia. Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan sosok yang sangat senang bergaul dengan rakyat biasa, sehingga beliau mengerti penderitaan yang dialami rakyat sehingga beliau seringkali mengobati rakyat tanpa memungut bayaran. Dr. Wahidin Sudirohusodo menyadari bahwa penderitaan rakyat tersebut akibat penjajahan Belanda sehingga rakyat hidup dalam keterbelakangan dan penindasan. Salah satu cara yang dianggap dapat membebaskan rakyat dari penjajahan adalah melalui pendidikan dan konsep inilah yang disadari oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo rakyat harus cerdas. Mencerdaskan rakyat dapat ditempuh dengan pemberian kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah.
Dua pokok pikiran yang menjadi perjuangan Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah:
- memperjuangkan adanya kesempatan pendidikan dan pengajaran kepada seluruh rakyat Indonesia secara meluas
- memupuk kesadaran kebangsaan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Gagasan perjuangan Dr. Wahidin Sudiohusodo melalui dana pelajar tidak membuahkan hasil. Hal ini yang mendorong Dr. Wahidin Sudirohusodo mengajukan gagasan perjuangannya melalui pendirian organisasi pendidikan kepada para pelajar STOVIA di Jakarta sehingga pada tanggal 20 Mei 1908, lahirlah Budi Utomo. Dr. Wahidin Sudirohusodo inilah yang menjadi pelopor pembentukan organisasi pendidikan bernama Budi Utomo di Indonesia.
3. Dr. Cipto Mangunkusumo
Cipto Mangunkusumo (4 Maret 1886 – 8 Maret 1943) merupakan salah satu tokoh dalam masa Pergerakan Nasional.
Cipto Mangunkusumo, bersama kedua reaknnya, Ernest François Eugène (E.F.E.) Douwes Dekker (yang kemudian dikenal dengan nama Danudirja Setiabudi) dan Suwardi Suryaningrat (yang kemudian dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara), merupakan “Tiga Serangkai” pendiri Indische Partij (IP).
Organisasi ini dianggap oleh Belanda berbahaya karena secara terang-terangan menyerukan kemerdekaan Indonesia (atau waktu itu dikenal dengan nama Hindia Belanda).
Akibatnya pemerintah Belanda membubarkan Indische Partij, yang dianggap sebagai organisasi subversif, lalu menangkap tiga serangkai dan mengasingkan mereka ke Belanda.
Selain itu, Cipto Mangunkusumo menjadi mentor politik Sukarno, yang kemudian menjadi presiden pertama Indonesia.
4. E.F.E Douwes Dekker
Peran Douwes Dekker dalam pergerakan nasional Indonesia adalah SEBAGAI PERINTIS NASIONALISME sebab ia bersama dengan dua tokoh bangsa lainnya mendirikan INDISCHE PARTIJ atau Partai Hindia yang merupakan partai politik paling pertama di wilayah Hindia Belanda saat itu. Cita-cita utama partai ini sendiri adalah menyebarkan paham nasionalisme (satu bangsa).
Indische Partij didirikan pada Desember tahun 1912 oleh 3 tokoh penting yakni Douwes Dekker, Ki Hadjar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) dan juga Tjipto Mangoenkoesoemo. Secara singkat partai ini mampu menarik anggota sampai 5000 orang. Indische Partij diterima baik kaum indo, pribumi bahkan juga tionghoa. Sayangnya pergerakan mereka segera dimusuhi Belanda sebab dianggap radikal dan membahayakan.
Indische Partij bisa dibilang sebagai peletak dasar pergerakan nasional bangsa Indonesia yang cita-citanya adalah kemerdekaan Bangsa. Partai ini tegas dalam coraknya yakni anti-kolonial. Dengan demikian maka sudah jelas peran pendirinya termasuk Douwes Dekker sangat penting sebagai peletak awal (perintis) pergerakan nasional.
5. Haji Omar Said Cokroaminoto
Peran Hos Tjokroaminoto bagi perjuangan pergerakan nasional indonesia adalah:
- HOS Tjokroaminato adalah seorang Guru atau teladan bagi para tokoh-tokoh nasional masa Pergerakan Nasional Seperti Sukarno, Semaun, dan Kartosuwirjo.
- HOS Tjoroaminoto dianggap sebagai Pemimpin Jawa menggantikan Diponegoro dan Dia juga Pendiri dari organisasi bernama Serikat Dagang Islam.
- HOS Tjokroaminoto adalah seorang tokoh yang berani menulis petisi ke Ratu Belanda untuk kemerdekaan dari negeri Belanda.
- HOS Tjokroaminato adalah orang atau pionir yang membuka modernisasi politik kepada warga Indonesia pada masa pemerintahan Belanda.
Pada masa pemerintahan Belanda, banyak sekali tokoh-tokoh pemimpin di Indonesia yang berguguran karena terlibat dengan peperangan dengan Bangsa Belanda. Namun HOS Tjokroaminato membuat sebuah gerakan perlawanan dengan cara bukan dengan perang melainkan dengan cara musyawarah dan juga dengan mendirikan sebuah organisasi bersifat keagamaan atau kesukuan untuk mengajak Pemerintah Belanda bermusyawarah dalam memperoleh kemerdekaan.
6. K.H. Samanhudi
Beliau lahir di Laweyan, Solo pada tahun 1868 dari keluarga pedagang. Pada tahun 1905, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI), organisasi yang menentang Belanda dan memperjuangkan martabat pedagang pribumi. SDI berubah menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912 dan pada kongres tahun 1913, beliau terpilih menjadi ketua. KH. Samanhudi juga terlibat dalam gejala politik pasca kemerdekaan dengan membentuk Barisan Pemberontak Indonesia yang melawan Belanda NICA, dan lascar rakyat yang bernama Gerakan Kesatuan Alap-Alap.
7. Muhammad Yamin
Muhammad Yamin (1903-1962) adalah aktivis kemerdekaan dari Sumatera Barat dan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pemikiran Muhammad Yamin dalam memperjuangkan integrasi bangsa adalah dengan mengusulkan rancangan dasar negara yang kemudian berkembang menjadi Pancasila yang sekarang kita gunakan sebagai dasar Negara.
Dalam pemikirannya yang disampaikan pada sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945, Yamin mengusulkan dasar negara berupa seperti di atas.
Dalam perkembangan sidang BPUPKI, kelima pokok pikiran ini digabungkan dengan pemikiran tokoh lainnya seperti dari Soekarno.
Muhammad Yamin juga bergabung dalam Panitia Sembilan, yang merancang rumusan Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945.
8. K.H.Mas Mansyur
menjadi anggota PPKI, menjadi ketua pusat tenaga rakyat(putera) ,selain itu ia juga aktif dlm pergerakan nasional dg bergabung sebagai anggota persatuan bangsa indonesia(PBI)..MAS mansur kemudian memprakarsai berdirinya Majelis A'la indonesia (MIAI) organisasi ini mrupakan gabungan beberapa organisasi islam yg aktif menggalang kekuatan politik utk melawan pemerintah kolonial belanda dan bergerak bersama GAPI (gabungan politik indonesia).
9. M.Natsir
Mohammad Natsir adalah seorang ulama, politisi, dan pejuang kemerdekaan Indonesia.Ia merupakan pendiri sekaligus pemimpin serta politik Masyumi dan tokoh Islam terkemuka Indonesia. Mohammad Natsir turut memberikan arti dan arah perjuangan kemerdekaan Indonesia secara positif bagi bangsa negara Indonesia.
10. K.H. Hasyim Asyari
KH. Hasyim Asy’ari adalah seorang tokoh nasional muslim yang lahir pada tanggal 10 April 1875. Ayahnya bernama Kiai Asy’ari dan Ibunya bernama Halimah. KH. Hasyim Asy’ari memiliki garis keturunan baik dari Sultan Pajang Jaka Tingkir juga mempunyai keturunan ke Raja Hindu Majapahit, Raja Brawijaya V (Lembupeteng).
- Mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng sebagai tempat penyiaran pendidikan Islam.
- Mendirikan Jami’yah Nahdlatul Ulama untuk tujuan memegang dengan teguh pada salah satu dari madzhab empat.
- Ikut aktif dalam perjuangan membebaskan bangsa dari penjajah Belanda.
- Menolak bintang mas dan perak tanda kehormatan dari Belanda.
- Membentuk Masyumi sebagai wadah perjuangan.
- Tetap kuat dan tegar dalam menjalani masa penahanan oleh Jepang yang menjadikan salah satu jari beliau menjadi cacat.
- Menyerukan Resolusi Jihad.
11. H. Agus Salim
Peran H. Agus Salim dalam mempertahankan kemerdekaan:
1) menjadi anggota Panitia Sembilan yang bertugas merumuskan asas dan tujuan negara merdeka pada 22 Juni 1945
2) menjadi Panitia Penghalus Bahasa rumusan undang-undang bersama Husein Jayadiningrat dan Supomo.
3) menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung setelah Indonesia merdeka (1945)
4) menjadi Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir I dan II serta menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Hatta (1947 - 1949)
5) menjadi Penasehat Menteri Luar Negeri setelah pengakuan kedaulatan Indonesia (1950 - akhir hayatnya)
12. K.H Ahmad Dahlan
peran ahmad dahlan adalah mengembangkan nilai nilai keagamaan dan mendirikan muhammmadiyah Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam.
13. Ki Hajar Dewantara
Pada masa pergerakan Nasional, para pelajar Indonesia banyak melakukan gerakan Nasionalisme dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di berbagai bidang. Ki. Hadjar Dewanara adalah salah pelajar Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dia adalah salah satu pendiri oganisasi Indische Partij. Beliau adalah tokoh nasionalis yang memperjuangkan bangsa Indonesia di bidang Pendidikan.
Peran Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan Indonesia pada awal kemerdekaan adalah:
- Membuat semboyan Tut Wuri Handayani dalam dunia Pendidikan.
- Membuat Tujuan Pendidikan
- Mendirikan sekolah Taman Siswa.
- Membuat berbagai karya tulis di Bidang Pendidikan.
- Menciptakan teori Trikon dalam metode pengajaran dan penyampaian di dunia Pendidikan.
- Menciptakan Trisentra Pendidikan, menjelaskan kriteria tempat dalam mengajar pendidikan.
- Mendorong semanga Anti Kolonial
Syafruddin Prawiranegara (1911-1989) adalah seorang tokoh perjuangan kemerdekaan, yang pernah menjadi pemimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dari 19 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949
PDRI didirikan di Bukittinggi, Sumatera Barat sebagai akibat dari keadaan darurat akibat serangan Belanda dalam Agresi Militer II ke ibukota Indonesia saat itu, Yogyakarta. Pemerintahan darurat ini dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Kesejahteraan.
Agresi Militer Belanda II terjadi pada 19 Desember 1948. Pada Agresi Militer II, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta, dan menangkap pemimpin Republik Indonesia, termasuk Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta.
Meski para pimpinan Republik Indonesia tertangkap, perjuangan terus berlanjut, karena Indonesia sudah memiliki rencana dalam kondisi ini. Sesuai rencana, Syafruddin Prawiranegara menjadi presiden sementara di Bukittinggi, dengan membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
15. Mr. Mohammad Roem
Muhamad Roem tercatat beberapa kali mewakili Indonesia dalam perundingan dengan Belanda. Perundingan yang pernah diikuti antara lain perjanjian Linggarjati pada tahun 1947, perundingan Renville pada Januari 1948, Roem - Rooyen pada tanggal 7 Mei 1949, dan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949. Perundingan Roem-Rooyen tersebut telah membuka jalan bagi diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar dan selanjutnya pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda pada Desember 1949. Dalam perundingan Roem- Rooyen, Mohammad Roem memikul tanggung jawab berat, karena beliau harus mempertahankan wilayah RI agar tidak lebih sempit lagi. Terdapat perbedaan pendapat mengenai Pemerintah Federal Sementara, karena Belanda berpendapat bahwa pemerintah harus dipimpin oleh pejabatpejabat dari Kerajaan Belanda. Sedangkan RI berpendirian bahwa Pemerintah Federal Sementara harus bersifat nasional, sehingga harus terdiri dari orang-orang Indonesia saja. Mohammad Roem juga memperjuangkan hak-hak Indonesia untuk mempertahankan hubungan luar negeri RI dengan negara-negara lain. Hubungan luar negeri inilah yang sangat diperlukan Indonesia dalam menggalang dukungan dari berbagai negara terhadap kemerdekaan Indonesia. Memang benar bahwa dengan proklamasi kemerdekaan, maka Indonesia sebagai negara merdeka telah memenuhi syarat adanya wilayah, pemerintahan dan rakyat. Namun tidak kalah pentingnya adalah syarat kemampuan melakukan hubungan dengan negara-negara lain, yang tentunya menuntut adanya pengakuan dari negara- negara lain.
Vanni Dwi Rianty
BalasHapusXI IPA 4
Haida komala putri 11 ipa 4
BalasHapusFalsyafah Naura
BalasHapusXI IPA 4