Nama Guru : Putut Wisnu Kurniawan M.Pd.
Mapel
: Sejarah Indonesia
Kelas
: X
KD
: 3.5
Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan
kebudayaan
Islam ke Indonesia
Assalamualaikum…
apa kabar anak anakku? Pelajaran sejarah hari ini silahkan pelajari materi
dibawah ini kemudian kita tanya jawab di WAG ya… jangan lupa laksanakan sholat
dhuha … selamat belajar.
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
1.
KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Kerajaan Samudera Pasai merupakan Kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Pendirinya adalah Nazimuddin al - Kamil,
seorang Laksamana Laut dari Mesir. Sementara itu di Mesir Dinasti Fatimah berhasil dikalahkan
oleh Dinasti Mamaluk. Dinasti
baru ini berambisi untuk merebut Samudera Pasai dengan mengirim Syekh Ismail. Untuk itu Syekh Ismail kemudian bersekutu dengan Marah Silu dan berhasil merebut
Samudera Pasai. Selanjutnya Marah Silu diangkat sebagai raja Samudera Pasai
dengan gelar Sultan Malik
ash Shaleh.
Pada tahun 1297 M Sultan Malik Ash Shaleh wafat, dan dimakamkan di
Kampung Samudera Mukim Blang Me. la digantikan putranya bemama Sultan Muhammad dengan gelar Sultan Malik at - Thahir. Ia
memerintah sampai dengan tahun 1326. Ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Ahmad yang juga bergelar Sultan Malik at - Thahir. Pada masa pemerintahannya, kerajaan
Samudera Pasai kedatangan utusan Sultan Delhi yang sedang menuju Cina bernama lbnu Batutah pada tahun 1345.
Pengganti Sultan Ahmad adalah putranya yang bemama Sultan Zainal Abidin yang juga bergelar Sultan Malik at - Thahir. Setelah
pemerintahan Zainal Abidin, Samudera Pasai mengalami kemunduran. Hal ini
disebabkan adanya perebutan kekuasaan. Akhimya Samudera Pasai berhasil dikuasai
oleh Kerajaan Islam Malaka.
2. KERAJAAN
ACEH
Pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan lbrahim (1514 - 1528). Sejak
tahun 1515 Aceh sudah berani menyerang Portugis di Malaka dan juga menyerang
Kerajaan Aru.
Sultan Ali Mughayat Syah digantikan putranya bergelar Sultan Salahuddin (1528 - 1537). Ia
tidak mampu memerintah Aceh dengan baik sehingga Aceh mengalami kemerosotan.
Oleh karena itu ia digantikan saudaranya Sultan Alauddin Riayat Syah (1537 - 1568). Setelah Sultan Alaudin
meninggal Aceh mengalami masa suram. Pemberontakan dan perebutan kekuasaan
sering terjadi. Keadaan ini berlangsung cukup lama sampai dengan Sultan lskandar Muda naik tahta (1607
- 1636 M).
Di bawah pemerintahan Sultan lskandar Muda, kerajaan Aceh mencapai puncak
kejayaannya. lskandar Muda beberapa melakukan penyerangan terhadap Portugis dan
Kerajaan Johor di Semenanjung Malaka. Aceh juga menduduki daerah-daerah seperti
Aru, Pahang, Kedah, Perlak dan Indragiri, sehingga wilayah Aceh sangat luas.
Sultan lskandar Muda digantikan oleh menantunya yang bergelar Sultan lskandar Thani (1636 - 1641).
la melanjutkan tradisi kekuasaan Sultan lskandar Muda, tetapi ia tidak lama
memerintah karena wafat tahun 1641 M. Penggantinya, permaisurinya (Putri
lskandar Muda), yang bergelar Putri Sri
Alam Permaisuri (1641 - 1675). Sejak itu Kerajaan Aceh terus mengalami
kemunduran dan akhimya runtuh karena dikuasai Belanda.
3.
KERAJAAN DEMAK
Pada mulanya Demak dikenal dengan nama Glagah Wangi. Sebagai Kadipaten dari Majapahit, Demak dikenal juga
dengan sebutan Bintoro. Kata
Demak merupakan akronim yang
berarti gede makmur atau hadi makmur yang berarti besar dan sejahtera. Faktor-faktor pendorong berdirinya Kerajaan Islam
Demak adalah :
1. Runtuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga para pedagang Islam mencari
tempat persinggahan dan perdagangan baru, diantaranya Demak.
2. Raden Fatah sebagai pendiri Kerajaan Demak masih keturunan raja
Majapahit, Brawijaya V, dalam perkawinannya dengan putri Ceumpa yang beragama
Islam.
3. Raden Fatah mendapat dukungan dari para wali, yang sangat dihormati pada
waktu itu.
4. Banyak adipati-adipati pesisir yang tidak puas dengan Majapahit dan
mendukung Raden Fatah.
5. Mundur dan runtuhnya Majapahit karena Perang Paregreg.
6. Pusaka keraton Majapahit sebagai lambang pemegang kekuasaan diberikan
kepada Raden Fatah. Dengan demikian Kerajaan Islam Demak merupakan kelanjutan
dari Kerajaan Majapahit dalam bentuknya yang baru.
Pada tahun 1500 M, Raden Fatah melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
Raden Fatah mendirikan kesultanan Demak dengan gelar Sultan Alam Akbar al Fatah (1500 -1518 M). Pada tahun 1518 Raden
Fatah wafat. la digantikan putranya bernama Adipati Unus (Muhammad Yunus. Pati Unus hanya memerintah selama
tiga tahun. la meninggal dalam usia muda. Karena Pati Unus wafat tidak
meninggalkan putra, maka ia digantikan oleh salah seorang adiknya bernama Raden Trenggana (1521 -1546 M).
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggana, Demak mencapai puncak
kejayaannya. Pada waktu itu Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa
Barat, bahkan mau mendirikan benteng dan kantor di Sunda Kelapa, dengan persetujuan raja Pajajaran, Samiam. Oleh karena itu pada tahun
1522 Demak mengirimkan pasukan ke Jawa Barat dipimpin oleh Fatahillah. la berhasil menduduki
Banten dan Cirebon serta mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22
Juni 1527. Sejak itu Sunda Kelapa dirubah namanya menjadi Jayakarta.Perluasan pengaruh ke Jawa
Timur dipimpin langsung oleh Sultan Trenggana. Satu per satu daerah-daerah di
Jawa Timur berhasil dikuasai seperti Madiun, Gresik, Tuban, Singosari dan
Blambangan. Tetapi ketika menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggana
gugur.
Setelah Trenggana wafat, terjadi perebutan kekuasaan antara Surawiyata atau Pangeran Sekar
Seda ing Lepen (adik
Trenggana) dengan Sunan Prawoto
(putra Trenggana). Surawiyata berhasil dibunuh oleh utusan Sunan Prawoto. Putra
Surawiyata bernama Arya Penangsang
dari Jipang menuntut balas dan berhasil membunuh Sunan Prawoto. Arya Penangsang
kemudian menduduki tahta kerajaan Demak. Kekacauan kembali memuncak ketika Arya
Penangsang membunuh adipati Jepara bernama Pangeran Hadiri. Ia adalah suami dari Ratu Kalinyamat, adik
kandung Sunan Prawoto. Pembunuhan itu dilakukan karena Hadiri dianggap telah ikut campur dalam persoalannya dengan Sunan
Prawoto.
Kalinyamat akhirnya mengangkat senjata memberanikan diri untuk melawan
Arya Penangsang. Ia berhasil menggerakkan adipati-adipati dan pejabat lain
untuk melawan Arya Penagsang. Akhirnya Arya Penangsang berhasil dibunuh oleh Ki Jaka Tingkir yang dibantu oleh Kyai Gede Pamanahan dan putra angkatnya Bagus Dananjaya serta Ki
Penjawi dan Juru Mertani.
Kemudian JakaTingkir naik tahta dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Demak ke Pajang.
4. KERAJAAN BANTEN
Setelah berhasil menduduki Banten, Fatahillah berkuasa didaerah tersebut. Sedangkan daerah Cirebon
diserahkan kepada putranya bernama Pangeran
Pasarean. Pada tahun 1522 Pangeran Pasarean wafat. Sehingga Fatahillah
menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin.
Sedangkan Fatahillah memilih memerintah di Cirebon. Ia dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Sultan Hasanuddin
dikenal sebagai Sultan pertama di Banten berhasil memperluas daerah
kekuasaannya ke Lampung. Pada tahun 1570 M, Sultan Hasanuddin wafat dan
digantikan putranya bergelar Panembahan
Yusuf.
Pada tahun 1579 M. Panembahan Yusuf berhasil menaklukkan Kerajaan Hindu
terakhir di Jawa Barat, kerajaan Pakuan
Pajajaran. Pada tahun 1580 M, Panembahan Yusuf wafat. la digantikan
putranya yang masih berusia 9 tahun, yaitu Maulana Muhammad. Karena usianya terlalu muda, maka pemerintahan
dipegang oleh seorang Mangkubumi
sampai ia dewasa.
Pada masa pemerintahan Maulana Muhammad datanglah untuk pertama kalinya
orang Belanda di Banten (Indonesia) dipimpin oleh Cornelis de Houtman tahun 1596. Pada tahun itu pula Maulana
Muhammad memimpin pasukan Banten menyerang Palembang. Serangan ini gagal bahkan
Maulana Muhammad tertembak dan akhimya wafat. la digantikan putranya bernama Abdul Mufakhir yang baru berumur 5
bulan. Oleh karena itu pemerintahan dipegang oleh seorang mangkubumi, yaitu Pangeran Ranamenggala, pada tahun 1608.
Pengganti Abdul Mutakhir adalah Abdul
Fatah yang bergelar Sultan Ageng
Tirtayasa. Ia merupakan raja terbesar Banten. Sultan Ageng Tirtayasa
berhasil memajukan perdagangan. Sehingga Bandar Banten berkembang menjadi
bandar internasional yang dikunjungi oleh kapal-kapal Persia, Arab, Cina,
Inggris, Perancis dan Denmark. Akan tetapi Sultan AgengTirtayasa sangat anti
VOC yang telah merebut Jayakarta dari Banten. Sehingga Belanda pun selalu
berupaya menjatuhkan Banten.
Ketika terjadi perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya
Abdul Kahar yang dikenal sebagai Sultan
Haji, Belanda mengambil kesempatan untuk melancarkan politik adu domba (devide et impera). Kesempatan itu
datang ketika Sultan Haji dalam keadaan terdesak, Ia meminta bantuan VOC.
Akhirnya pada tahun 1682 Sultan Ageng Tirtayasa menyerah, lalu ditawan di
Batavia sampai wafatnya tahun 1692. Setelah itu, kerajaan Banten terus
mengalami kemunduran dan akhirnya dikuasai sepenuhnya oleh Belanda pada tahun
1775.
5. KERAJAAN MATARAM
Setelah runtuhnya kerajaan Demak, pusat pemerintahan dipindahkan ke
Pajang oleh Sultan Hadiwijaya.
Sedangkan Demak hanya sebagai kadipaten
dari Kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Arya
Pangiri (Putra Prawoto). Kiai
Ageng Pemanahan yang berjasa besar dalam membantu Hadiwijaya mendapat
imbalan daerah Mataram. Dalam
waktu singkat Mataram berkembang pesat. Namun pada tahun 1575 Kiai Ageng
Pemanahan meninggal. Pemerintahannya diteruskan oleh putra angkatnya bernama Bagus Dananjaya atau Sutawijaya.
Sementara itu Sultan Hadiwijaya meninggal pada tahun 1582. Pangeran Benowo, Putra Hadiwijaya,
disingkirkan oleh Arya Pangiri.
Untuk merebut kembali kekuasaannya, Pangeran Benowo meminta bantuan, Sutawijaya dari Mataram. Pajang diserang dan akhirnya
Arya Pangiri menyerah. Sedangkan Pangeran Benowo tidak sanggup untuk menghadapi
Sutawijaya. Maka sejak tahun 1586 pusat pemerintahan dipindahkan dari Pajang ke
Mataram oleh Sutawijaya.
Sutawijaya naik tahta Kerajaan Mataram dengan gelar Panembahan Senapati ing Alaga Sayyidin
Panatagama (1586-1601). Masa pemerintahan Panembahan Senapati diwarnai
dengan perang terus-menerus dalam rangka untuk menundukkan para bupati yang
memberontak maupun untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Sebelum usahanya
tersebut selesai, Panembahan Senapati wafat pada tahun 1601. Ia dimakamkan di
Kota gede. Penggantinya adalah putranya yang bernama Mas Jolang (1601 – 1613) dengan gelar Sultan Anyokrowati.
Pada masa pemerintahan Mas Jolang banyak bupati di Jawa Timur
memberontak. Pemberontakan ini dihadapi dengan susah payah oleh Mas Jolang.
Namun sebelum pemberontakan tersebut dapat diselesaikan pada tahun 1913, Mas
Jolang wafat di Krapyak. Ia juga
dimakamkan di Kota Gede. Penggantinya adalah putranya yang bernama Raden Mas Martapura. Tetapi karena
sakit-sakitan, ia turun tahta dan digantikan oleh Raden Mas Rangsang.
Raden Mas Rangsang naik tahta dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma Senapati ing Alaga Ngabdurahman. Di
bawah pemerintahannya Mataram mencapai puncak kejayaannya. Sultan Agung
bercita-cita untuk mempersatukan Pulau Jawa. Akan tetapi, antara Mataram dan
Banten terdapat Batavia, markas
VOC, sebagai penghalang. Oleh karena itu pada tahun 1628 dan 1629 Sultan Agung
mengirim pasukan yang dipimpin oleh Baurekso untuk menyerang VOC di Batavia
yang sedang dipimpin oleh J.P. Coen,
namun kedua serangan itu gagal.
Sultan Agung wafat pada tahun 1645 . la digantikan putranya yang bergelar
Amangkurat I (1645 -1677). Pada
masa pemerintahannya, Belanda mulai masuk ke daerah Mataram. Bahkan Amangkurat
I menjalin hubungan baik dengan Belanda. Selain itu sikap Amangkurat I yang
sewenang-wenang menimbulkan pemberontakan-pemberontakan. Pemberontakan yang
paling berbahaya adalah pemberontakan Trunojoyo dari Madura. Dalam pertempuran
itu Amangkurat I terluka dan dilarikan ke Tegalwangi, hingga meninggal.
Pada masa pemerintahan Amangkurat II (1677 – 1903) Kerajaan Mataram
semakin sempit. Banyak daerah kekuasaannya yang diambil alih oleh VOC. Ibu kota
kerajaan dipindahkan ke Kartasura.
Setelah Amangkurat II meninggal, Kerajaan Mataram semakin suram. Hal ini
disebabkan seringkali terjadi perebutan kekuasaan diantara kaum bangsawan.
Politik devide et impera Belanda menampakkan hasilnya ketika dilakukan
Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Perjanjian tersebut bertujuan untuk meredam
pemberontakan yang dipimpin oleh Mangkubhumi di Yogyakarta. Melalui perjanjian
tersebut Kerajaan Mataram dipecah menjadi dua, yaitu :
1. Kesuhunan Surakarta, yang dipimpin oleh Susuhanan
Paku Buwono III (1749-1788).
2. Kesultanan
Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat) dengan Mangkubumi sebagai rajanya, bergelar Sultan Hamengkubuwono I (1755 - 1792).
Sementara itu pemberontakan yang dilakukan oleh Mas Said (Pangeran Samber
Nyawa) terhadap Surakarta. Untuk meredam
perlawanan itu pada tahun 1757 diadakan perjanjian yang hampir sama dengan
Perjanjian Giyanti, yaitu Perjanjian Salatiga. Isinya menobatkan Mas Said
sebagai raja di wilayah Mangkunegaran yang ketika itu menjadi bagian dari
Kasuhunan Surakarta, dengan gelar Pangeran
Adipati Arya Mangkunegara.
Sejak tahun 1811 willayah jajahan Belanda di Indonesia jatuh ke tangan
Inggris dengan tokohnya Thomas Stamford
Raffles. Ia adalah seorang yang liberal dan tidak menyukai sistem feodalisme.
Sehingga timbullah ketegangan antara Raffles dengan Keraton Yogyakarta.
Akhirnya, pada tahun 1813, Raffles
menyerahkan sebagian wilayah Yogyakarta kepada Paku Alam. Maka hingga kini
kerajaan Mataram pecah menjadi empat kerajaan kecil, yaitu :
1.
Kesuhunan
Surakarta
2. Kesultanan
Yogyakarta
3. Magkunegaran
4. Paku Alaman
6.
KERAJAAN GOWA DAN TALLO
Kerajaan Gowa dan Tallo (Makasar) menjadi kerajaan Islam karena dakwah
dari Datuk Ri Bandang dan Datuk Sulaiman dari Minangkabau.
Setelah masuk Islam, raja Gowa, Daeng
Manrabia bergelar Sultan Alaudin.
Dan raja Tallo, Kraeng Mantoaya
bergelar Sultan Abdullah,.
Kerajaan Gowa-Tallo terletak pada posisi yang strategis yaitu, diantara jalur
pelayaran antara Malaka dan Maluku.
Sultan Alaudin memerintah Makasar pada 1591 - 1639. la juga dikenal
sebagai sultan yang sangat menentang Belanda, hingga wafat pada tahun 1639. la
digantikan putranya Sultan Muhammad
Said (1639 - 1653). Muhammad Said mengirimkan pasukan ke Maluku, untuk
membantu rakyat Maluku yang sedang berperang melawan Belanda. Pengganti
Muhammad Said adalah putranya bergelar Sultan
Hasanuddin (1653 - 1669).
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Makasar mencapai masa
kejayaannya. Dalam waktu singkat Kerajaan Makasar berhasil menguasai hampir
seluruh wilayah Sulawesi Selatan. la juga memperluas wilayah kekuasaannya di
Nusa Tenggara seperti Sumbawa dan sebagian Flores. Dengan demikian kegiatan
perdagangan melalui Laut Flores harus singgah di Makasar. Hal ini ditentang
oleh Belanda, karena hubungan Ambon dan Batavia yang telah dikuasai oleh
Belanda terhalang oleh kekuasaan Makasar. Keberanian Hasanuddin
memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku mengakibatkan Belanda semakin
terdesak.
Dalam rangka menguasai Makasar, Belanda melakukan politik devide at impera.
Kesempatan yang baik datang ketika pada
tahun 1660 Raja Soppeng – Bone bernama Aru Palaka yang sedang memberontak kepada kerajaan Gowa. Karena
merasa terdesak Aru Palaka meminta bantuan VOC. Sultan Hasanuddin dapat
dikalahkan dan harus menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Sultan
Hasanuddin digantikan putranya Sultan Amir Hamzah. la tidak mampu
mempertahankan Makasar dari serbuan Belanda secara besar-besaran.
TUGAS
Buatlah kesimpulan sederhana dari 6 kerajaan
Islam di atas dengan menyertakan Raja pendiri dan Raja yang memimpin kerajaan
di masa puncak kerajaan tersebut.
Kerjakan tugas di buku catatan sejarah
kemudian di dokumentasikan dan dikirimkan ke WAG. Terimakasih.
Mutia Az Zahra
BalasHapusX IPS 3
Bagus Anggoro Putra
BalasHapusX IPS 3
Damara Khadafi
BalasHapusX IPS 3
Rival Syaputra
BalasHapusX IPS 3
Rieke Naurah Kayana
BalasHapusX IPS 3
Dayyan Nasywa Salsabila
BalasHapusX IPS 3
Fikri Rival Hakim
BalasHapusX IPS 3
Az-Zahra Risqi Andania
BalasHapusX IPS 3
M annur alghifari.y
BalasHapusX ips 3
Intan Marlida
BalasHapusX IPS 3
Agung Restu Wibowo
BalasHapusX IPS 3
Noviya Putri
BalasHapusX IPS 3
M Dzaki Hirzi
BalasHapusX IPS 3
Maulana Toha Fauzi
BalasHapusX IPS 3
Rizkia Nindi Defrilia
BalasHapusX IPS 3
Selvi Varadila
BalasHapusX IPS 3
Afrizal anwar
BalasHapusX IPS 3
Muhammad Rizky Dodik Kuncoro
BalasHapusX IPS 3
Kartika Aprilia
BalasHapusX IPS 3
Jihan nayla mazidah
BalasHapusX IPS 3
Eka citra yulianti
BalasHapusx IPS 3