Nama Guru : Putut Wisnu Kurniawan M.Pd.
Mapel
: Sejarah Indonesia
Kelas : XI
KD : 3.7. Menganalisis peristiwa proklamasi
kemerdekaan dan
maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik dan
pendidikan bangsa Indonesia.
Assalamuaikum....
apa kabar anak sholeh dan sholehah? Mapel Sejarah hari ini silahkan dibaca dan
dipahami materi dibawah ini ya... kemudian kita lanjutkan sesi tanya jawab
melalui WAG. Jangan lupa sholat dhuha bagi yg belum melaksanakan.
terimakasih
Persiapan
Kemerdekaan
Kalau kamu mau sukses melaksanakan satu acara, pastinya butuh
persiapan yang matang. Sama juga dengan kemerdekaan RI, Squad. Persiapannya
sudah dilakukan sejak lima bulan sebelumnya, tepatnya pada 1 Maret 1945. Di
tanggal ini dibentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam Bahasa Jepang disebut Dokuritsu
Junbi Cosakai. Badan ini diresmikan pada 29 April 1945 dan
diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Sebagai persiapan, BPUPKI melakukan dua kali sidang. Sidang
pertama dilakukan pada 29 Mei-1 Juni 1945. Sidang ini menghasilkan
rumusan dasar negara Indonesia (Pancasila) yang dikemukakan oleh Mr.
Soepomo, Mr. Muh. Yamin, dan Ir. Soekarno. Itulah mengapa tiap 1 Juni,
sekarang kita peringati sebagai Hari Lahirnya Pancasila.
Sebagai tindak lanjut, pada 22 Juni 1945, dibentuk Panitia
Kecil sebanyak sembilan orang (disebut juga Panitia Sembilan) dan
mematangkan konsep Pancasila. Hasilnya dikenal sebagai Piagam Jakarta
(Jakarta Charter). Sidang kedua dilakukan pada 10-14 Juli
1945 menghasilkan rumusan Undang-Undang Dasar lengkap dengan
pembukaannya (preambule).
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI diganti
menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
atau Dokuritsu Junbi Inkai dalam Bahasa Jepang. Panitia ini
berjumlah 21 orang dan tugasnya adalah mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Berita
Kekalahan Jepang
Perang Dunia II yang tengah terjadi saat itu ternyata juga
membawa dampak buruk bagi Jepang, Squad. Salah satunya adalah peristiwa pengeboman
kota Hiroshima dan Nagasaki di tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Peristiwa
tersebut mendorong Jepang untuk menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 15
Agustus 1945. Berita tentang kekalahan Jepang menyebar dengan cepat
lewat radio dan didengar oleh tokoh-tokoh muda Indonesia. Bersama dengan Moh.
Hatta, golongan muda ini mengadakan rapat di Pegangsaan Timur.
Rapat dipimpin oleh Chairul Saleh dan
menghasilkan keputusan yang menjadi dasar proklamasi Indonesia. Hasil ini
disampaikan kepada Bung Karno oleh Wikana dan Darwis, namun terjadi
perbedaan pendapat. Setelah beberapa rapat, akhirnya golongan muda memutuskan
untuk mengasingkan Bung Karno ke luar kota agar tidak mendapat pengaruh dari
Jepang.
Peristiwa Rengasdengklok
Kalau kamu pergi ke daerah Kuningan di Jawa Barat, kamu pasti
akan melihat papan nama Rengasdengklok. Bung Karno dan Bung Hatta diungsikan ke
Rengasdengklok, Jawa Barat oleh para pemuda. Mereka dijemput pada tanggal 16
Agustus 1945 pukul 4.30 WIB oleh rombongan golongan muda. Mereka
diasingkan karena meminta para pemuda untuk sabar dalam mengumumkan proklamasi.
Sementara itu, di Jakarta akan dilaksanakan rapat anggota PPKI di gedung
Pejambon 2.
Ahmad Soebardjo yang saat itu mencari keberadaan Bung Karno
dan Bung Hatta-pun diberangkatkan ke Rengasdengklok untuk bertemu dan berunding
dengan mereka. Akhirnya Soebardjo berjanji jaminan nyawa kepada golongan muda
bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan harinya
selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, akhirnya Ir. Soekarno
dan Moh. Hatta dilepaskan.
Rumah milik Djiauw Kie Song yang dijadikan sebagai tempat
pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta. (Sumber: oneforindonesia.com).
Perumusan
Naskah Proklamasi
Dari Rengasdengklok, rombongan tiba kembali di Jakarta pukul
23.30 WIB. Pasti kamu kebanyang ‘kan bagaimana
lelahnya Bung Karno dan Bung Hatta? Akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat
sebentar di rumah masing-masing. Setelah itu, Soekarno-Hatta pergi ke
rumah Laksamana Tadashi Maeda sesuai dengan usulan Ahmad
Soebardjo. Walaupun orang Jepang, laksamana ini memiliki kedekatan dengan
tokoh-tokoh Indonesia dan beliau memberi jaminan keselamatan.
Sebelum merumuskan naskah proklamasi, Soekarno-Hatta menemui
Mayor Jendral Nishimura untuk menanyakan sikapnya mengenai Proklamasi
Kemerdekaan. Sayangnya, tidak ada kesepakatan dalam pertemuan tersebut karena
Jepang yang sudah menyerah kepada sekutu, sehingga mereka tidak dibolehkan
untuk mengubah keadaan politik di Indonesia sampai kedatangan sekutu. Akhirnya
Soekarno-Hatta memutuskan untuk melanjutkan pembuatan naskah proklamasi.
Kata “Proklamasi” adalah sumbangan pemikiran Soekarno,
kalimat pertama adalah sumbangan pemikiran Ahmad Soebarjo, dan
kalimat terakhir merupakan sumbangan pemikiran Hatta. Teks itu
kemudian diberi saran dan sedikit perubahan oleh Sukarni, lalu
diketik oleh Sayuti Melik. Terakhir, Sukarni memberi usulan
bahwa naskah ini sebaiknya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama
bangsa Indonesia. Pada pukul 04.30 WIB konsep naskah proklamasi selesai
disusun.
Suasana perumusan naskah Proklamasi. (Sumber: maritimnews.com
dan historia.id).
Buat Squad yang tinggal di Jakarta, pasti kamu pernah
melewati lapangan Monumen Nasional (Monas) ‘kan? Semula, pembacaan teks Proklamasi akan
dilaksanakan di lapangan tersebut. Dulu, namanya adalah Lapangan Ikada.
Namun, Bung Karno merasa jika diadakan di tempat yang luas dan ramai, hal itu
dapat menimbulkan bentrokan antara rakyat dengan pihak militer Jepang. Kemudian
ia mengusulkan untuk menyelenggarakan proklamasi di rumahnya di Jl. Pegangsaan
Timur No. 56.
Proklamasi
Kemerdekaan RI
Detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan RI semakin dekat.
Setelah disepakati, Proklamasi akan dibacakan pada pukul 10.00 WIB di rumah Ir.
Soekarno. Moh. Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja di kantor
pers, B.M. Diah untuk memperbanyak naskah teks proklamasi dan
menyiarkan ke seluruh dunia.
Pagi harinya rumah Soekarno sudah dipadati oleh banyak orang.
Shudanco Latief Hendraningrat menugaskan anak buahnya untuk berjaga-jaga di
sekitar rumah Ir. Soekarno. Bung Karno menunggu kedatangan Bung Hatta untuk
membacakan naskah tersebut. Setelah Bung Hatta datang, upacara dimulai.
Pengibaran bendera dilakukan oleh S. Suhud dengan
bantuan Shudanco Latief Hendraningrat. Bendera merah putih yang
dikibarkan dijahit oleh Fatmawati, istri Bung Karno. Upacara
berlangsung syahdu karena tanpa dikomando para hadirin spontan menyanyikan
Indonesia Raya ketika bendera dikibarkan.
Annisa Adelia
BalasHapusXI IPA 2
Astrid Putri B.
BalasHapusXI ipa 2
Resti Mardiana Putri
BalasHapusXI IPA 2
Tia Irma Amanda
BalasHapusXI IPA 2
Adin Adry Tjindarbumi
BalasHapusXI IPA 2
Shandy franata
BalasHapusXi IPA 2
Rahma Aulia Rahman
BalasHapusXI IPA 2
Feby Zahara
BalasHapusXI IPA 2
Dewi Rahmawati
BalasHapusXI IPA 2
Jesy Disyah Putri
BalasHapusXI IPA 2
Alvin Honara
BalasHapusXI IPA 2
Rafly Kharismawan
BalasHapusXI IPA 2
Annisa Khoiriah
BalasHapusXI IPA 2
Aliyaa Rahmani Ardian
BalasHapusXI IPA 2
Dimas putra anugrah
BalasHapusXI IPA 2
Novian Wibowo Pramono
BalasHapusXI IPA 2
Tresnawan
BalasHapusXI IPA 2
Valencia Inez Primanova
BalasHapusXI ipa 2
Danang satrio
BalasHapusXI IPA 2
Muhammad Dwi Maryan P
BalasHapusXI IPA 2
Mesi agustina
BalasHapusXl ipa 2
Vivin Vania
BalasHapusXI IPA 2
siti nur arifah
BalasHapusxi ipa 2
Rulistia Amanda
BalasHapusXI IPA 2
GITA ELFANDARI
BalasHapusXI IPA 2
Muhammad Nadhif Nanditama
BalasHapusXI IPA 2
Rifki Fadhel Al Kahfi
BalasHapusXI IPA 2
Santri Annisa Putri
BalasHapusXI IPA 2