Nama Guru : Putut Wisnu
Kurniawan M.Pd.
Mapel
: Sejarah Indonesia
Kelas : X
KD : 3.5 Menganalisis berbagai teori tentang proses
masuknya agama dan
kebudayaan Hindu dan
Buddha ke Indonesia
Assalamualaikum.... Mapel Sejarah hari ini kita akan belajar tentang
kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia. Silahkan dibaca dan dipahami ya...
setelah itu kita langsung cuzz tanya jawab di WAG.
- Kerajaan
Kutai
Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri
di daerah Muarakaman di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai
merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu pertama di Nusantara nih. Menurut
Prasasti Yupa, penguasa pertama kerajaan Kutai adalah Kudungga.
Mulanya Kudungga adalah penguasa lokal, namun karena adanya pengaruh Hindu,
maka struktur pemerintahan berubah menjadi kerajaan.
Perpindahan kekuasaan dilakukan
secara turun temurun, sehingga setelah berakhirnya masa kekuasaan Kudungga,
anaknya yang bernama Aswawarman-lah yang menduduki kekuasaan. Selanjutnya
setelah kekuasaan Aswawarman berakhir, kekuasaan kembali diturunkan kepada cucu
Kudungga, yaitu Mulawarman. Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman inilah
kerajaan Kutai mencapai zaman keemasan, Squad.
Kerajaan Kutai juga diperkirakan
menjadi tempat singgah jalur perdagangan internasional melewati Selat Makassar,
melewati Filipina dan Cina. Sehingga sumber perekonomian kerajaan Kutai berasal
dari kegiatan perdagangan.
Selain itu, kerajaan Kutai memiliki
tradisi melakukan upacara-upacara ditempat suci. Terbukti dengan adanya
prasasti yang disebut Yupa atau batu tertulis. Tulisan yang
terdapat dalam Yupa menggunakan huruf Pallawa, bahasa Sanskerta. Yupa merupakan
tugu peringatan upacara kurban. Dalam suatu prasasti terdapat kata vaprakecvara yang
berarti lapangan luas untuk pemujaan. Vaprakecvara berkaitan
erat dengan agama Siwa, sehingga dapat disimpulkan bahwa Kutai menganut agama
Siwa.
- Kerajaan
Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak tidak
jauh diantara pantai utara Jawa Barat. Diperkirakan wilayah kerajaan
Tarumanegara itu meliputi daerah Banten, Jakarta, dan Cirebon. Kerajaan ini
mulai berkembang pada abad ke-5 M, di bawah kekuasaan Raja Purnawarman.
Pertanian menjadi mata pencaharian utama masyarakat. Seperti yang disebutkan
dalam Prasasti Tugu, Raja Purnawarman membuat pembangunan irigasi
dengan cara menggali saluran sungai kurang lebih sepanjang 6.122 tumbak (11
km), yang kemudian disebut sebagai Sungai Gomati.
Pembuatan saluran irigasi ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
karena pada akhirnya dapat mengairi ladang pertanian masyarakat. Oleh karena
itu, Raja Purnawarman menjadi raja yang diagung-agungkan rakyat. Adanya saluran
irigasi ini juga memberi dampak yang besar pada peningkatan ekonomi
masyarakat, karena berguna sebagai sarana lalu lintas perdagangan.
Selain itu, ia juga menjalin
hubungan baik dengan Cina di masa Dinasti Tang, terbukti dari adanya catatan
seorang pendeta bernama Fa Hsien yang terdampar di Pulau Jawa pada 414 M. Dalam
catatan itu disebutkan bahwa masyarakat sekitar sudah mendapat pengaruh Hindu
India. Raja dan sebagian besar masyarakat memeluk agama Hindu, beberapa juga
ada yang memeluk agama Buddha dan animisme.
Berdasarkan Prasasti
Ciaruteun, terdapat telapak kaki Raja Purnawarman yang dianggap rakyat
sebagai telapak kaki Dewa Wisnu atau dewa pelindung dunia.
- Kerajaan
Kalingga
Kerajaan Kalingga atau
Holing diperkirakan terletak di daerah Jepara, Jawa Tengah.
Berdasarkan berita Cina dari Dinasti Tang, kerajaan Kalingga memiliki wilayah
kekuasaan yang sangat luas, di mana sebelah timur berbatasan dengan Po-Li
(Bali), di sebelah barat berbatasan dengan To-Po-Teng
(Sumatra), sebelah utara berbatasan dengan Ta-Hen-La
(Kamboja), sedangkan selatan berbatasan dengan Samudra.
Raja yang terkenal di kerajaan
Kalingga yaitu Ratu Sima, yang memerintah sekitar tahun 674 M. Ratu Sima
adalah pemimpin yang tegas, jujur, dan bijaksana. Ratu Sima akan menghukum
siapapun yang melanggar hukum, baik dari kalangan rakyat biasa maupun
kerabatnya sendiri. Sehingga keadaan sosial masyarakat menjadi teratur. Rakyat
menghormati dan menaati peraturan yang diterapkan Ratu Sima.
Kepercayaan utama di kerajaan
Kalingga adalah Buddha. Menurut
catatan I-Tsing, temannya bernama Hui-Ning dan pembantunya Yunki pada tahun 665
M pergi ke Kalingga untuk menerjemahkan kitab suci agama Buddha dari bahasa
Sanskerta ke bahasa Tiongkok. Sementara untuk mata pencaharian masyarakatnya
adalah bertani dan berdagang di pasar. Pada tahun 742-755 M, kerajaan Kalingga
mengalami kemunduran akibat serangan Sriwijaya dalam upaya menguasai
perdagangan, akibatnya pemerintahan Kijen mundur ke pedalaman Jawa Tengah.
Nah, itu dia Squad 3 kerajaan maritim Hindu-Buddha.
Ketiganya memiliki kesamaan pada ranah sumber perekonomian. Baik Kerajaan
Kutai, Tarumanegara, dan juga Kalingga, rata-rata masyarakatnya mengandalkan
sumber perekonomian dari perdagangan dan pertanian. Banyak juga lho peninggalan-peninggalannya
Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri
di daerah Muarakaman di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai
merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu pertama di Nusantara nih. Menurut
Prasasti Yupa, penguasa pertama kerajaan Kutai adalah Kudungga.
Mulanya Kudungga adalah penguasa lokal, namun karena adanya pengaruh Hindu,
maka struktur pemerintahan berubah menjadi kerajaan.
Perpindahan kekuasaan dilakukan
secara turun temurun, sehingga setelah berakhirnya masa kekuasaan Kudungga,
anaknya yang bernama Aswawarman-lah yang menduduki kekuasaan. Selanjutnya
setelah kekuasaan Aswawarman berakhir, kekuasaan kembali diturunkan kepada cucu
Kudungga, yaitu Mulawarman. Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman inilah
kerajaan Kutai mencapai zaman keemasan, Squad.
Kerajaan Kutai juga diperkirakan
menjadi tempat singgah jalur perdagangan internasional melewati Selat Makassar,
melewati Filipina dan Cina. Sehingga sumber perekonomian kerajaan Kutai berasal
dari kegiatan perdagangan.
Selain itu, kerajaan Kutai memiliki
tradisi melakukan upacara-upacara ditempat suci. Terbukti dengan adanya
prasasti yang disebut Yupa atau batu tertulis. Tulisan yang
terdapat dalam Yupa menggunakan huruf Pallawa, bahasa Sanskerta. Yupa merupakan
tugu peringatan upacara kurban. Dalam suatu prasasti terdapat kata vaprakecvara yang
berarti lapangan luas untuk pemujaan. Vaprakecvara berkaitan
erat dengan agama Siwa, sehingga dapat disimpulkan bahwa Kutai menganut agama
Siwa.
- Kerajaan
Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak tidak
jauh diantara pantai utara Jawa Barat. Diperkirakan wilayah kerajaan
Tarumanegara itu meliputi daerah Banten, Jakarta, dan Cirebon. Kerajaan ini
mulai berkembang pada abad ke-5 M, di bawah kekuasaan Raja Purnawarman.
Pertanian menjadi mata pencaharian utama masyarakat. Seperti yang disebutkan
dalam Prasasti Tugu, Raja Purnawarman membuat pembangunan irigasi
dengan cara menggali saluran sungai kurang lebih sepanjang 6.122 tumbak (11
km), yang kemudian disebut sebagai Sungai Gomati.
Pembuatan saluran irigasi ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
karena pada akhirnya dapat mengairi ladang pertanian masyarakat. Oleh karena
itu, Raja Purnawarman menjadi raja yang diagung-agungkan rakyat. Adanya saluran
irigasi ini juga memberi dampak yang besar pada peningkatan ekonomi
masyarakat, karena berguna sebagai sarana lalu lintas perdagangan.
Selain itu, ia juga menjalin
hubungan baik dengan Cina di masa Dinasti Tang, terbukti dari adanya catatan
seorang pendeta bernama Fa Hsien yang terdampar di Pulau Jawa pada 414 M. Dalam
catatan itu disebutkan bahwa masyarakat sekitar sudah mendapat pengaruh Hindu
India. Raja dan sebagian besar masyarakat memeluk agama Hindu, beberapa juga
ada yang memeluk agama Buddha dan animisme.
Berdasarkan Prasasti
Ciaruteun, terdapat telapak kaki Raja Purnawarman yang dianggap rakyat
sebagai telapak kaki Dewa Wisnu atau dewa pelindung dunia.
- Kerajaan
Kalingga
Kerajaan Kalingga atau
Holing diperkirakan terletak di daerah Jepara, Jawa Tengah.
Berdasarkan berita Cina dari Dinasti Tang, kerajaan Kalingga memiliki wilayah
kekuasaan yang sangat luas, di mana sebelah timur berbatasan dengan Po-Li
(Bali), di sebelah barat berbatasan dengan To-Po-Teng
(Sumatra), sebelah utara berbatasan dengan Ta-Hen-La
(Kamboja), sedangkan selatan berbatasan dengan Samudra.
Raja yang terkenal di kerajaan
Kalingga yaitu Ratu Sima, yang memerintah sekitar tahun 674 M. Ratu Sima
adalah pemimpin yang tegas, jujur, dan bijaksana. Ratu Sima akan menghukum
siapapun yang melanggar hukum, baik dari kalangan rakyat biasa maupun
kerabatnya sendiri. Sehingga keadaan sosial masyarakat menjadi teratur. Rakyat
menghormati dan menaati peraturan yang diterapkan Ratu Sima.
Kepercayaan utama di kerajaan
Kalingga adalah Buddha. Menurut
catatan I-Tsing, temannya bernama Hui-Ning dan pembantunya Yunki pada tahun 665
M pergi ke Kalingga untuk menerjemahkan kitab suci agama Buddha dari bahasa
Sanskerta ke bahasa Tiongkok. Sementara untuk mata pencaharian masyarakatnya
adalah bertani dan berdagang di pasar. Pada tahun 742-755 M, kerajaan Kalingga
mengalami kemunduran akibat serangan Sriwijaya dalam upaya menguasai
perdagangan, akibatnya pemerintahan Kijen mundur ke pedalaman Jawa Tengah.
Kerajaan diatas itu adalah kerajaan maritim Hindu Ketiganya
memiliki kesamaan pada ranah sumber perekonomian. Baik Kerajaan Kutai,
Tarumanegara, dan juga Kalingga, rata-rata masyarakatnya mengandalkan sumber
perekonomian dari perdagangan dan pertanian.
dari materi di atas silahkan dibaca
dan dipahami, kemudian kita cuzz tanya jawab melalui WAG. terimkasih.
Elnisa Aurra
BalasHapusX IPS 1
friza aqif arafi
BalasHapusx ips 1
Achmad Nugraha Ramadhani
BalasHapusX IPS 1
Cut Yusi Ratu Aulia
BalasHapusX IPS 1
Galang Bayu Aji
BalasHapusX IPS 1
Bintang Anugrah
BalasHapusX IPS 1
Nur Yasmin Azzahra
BalasHapusX IPS 1
Muhammad Afgan shaq
BalasHapusX IPS 1