Rabu, 28 Oktober 2020

Peninggalan Zaman Pra Aksara

  Assalamualaikum... Apa kabar anak-anakku... Semoga sehat selalu... sebelum belajar sejarah, jangan lupa tunaikan sholat Dhuha terlebih dahulu ya... tetap semangat PJJ nya... untuk materi pelajaran sejarah hari ini, silahkan simak materi berikut tentang peninggalan zaman Pra Aksara.

Beberapa peninggalan zaman pra aksara adalah sebagai berikut.

Kapak Genggam

kapak genggam

Barangkali dalam bayangan anda kapak genggam di sini merupakan kapak yang terbuat dari besi sebagaimana yang sering anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tentu itu berbeda pada zaman praaksara. Kapak genggam pada zaman praaksara yang terbuat dari batu atau lempung dan tak bertangkai itu ditemukan oleh seorang bernama Ralph von Koenigswald pada tahun 1935 di Punung Kabupaten Pacitan.

Kapak genggam ini digunakan oleh manusia praaksara pada zaman paleolithikum sebagai alat penetak atau alat yang digunakan untuk membelah kayu, menggali umbi – umbian, memotong dagimg hewan buruan, serta berbagai keperluan lainnya. Kapak genggam ini memiliki kesamaan dengan kapak berimbas yang juga ditemukan pada zaman praaksara. Hanya saja kapak berimbas berukuran lebih besar bila dibandingkan dengan kapak genggam. Menurut salah satu sumber, kapak berimbas ini dibuat oleh manusia pithecantropus dan banyak ditemukan di Indonesia, khususnya kabupaten pacitan. Adapun kegunaannya tak jauh berbeda dengan kapak genggam, yakni untuk memotong daging hewan, dll.

. Kapak Persegi

kapak persegiTampaknya pada zaman praaksara, terdapat berbagai macam kapak yang ditemukan, salah satunya adalah kapak persegi. Kapak persegi ini sendiri berasal dari von Heine Geldern.  Alat ini memiliki bentuk yang memanjang dengan penampang Alang berbentuk persegi dan bagian pangkalnya tidak biasa sebagai tempat ikatan tangkai. Sesuai namanya, kapak persegi ini terbuat dari batu yang berbentuk persegi. Kapak ini dipergunakan untuk mengerjakan kayu, menggarap tanah, Serta melaksanakan upacara. Di daerah Indonesia sendiri, kapak persegi banyak ditemukan di Jawa, Kalimantan Selatan,Sulawesi , dan Nusa Tenggara.

6. Kapak Bahu

Kapak bahu adalah sejenis kapak persegi yang pada tangkainya diberi leher sehingga membentuk botol persegi. Kapak bahu ini ditemukan pada zaman neolithikum. Daerah kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia Barat. Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah ditemukan yaitu di Minahasa.

7. Kapak Lonjong

kapak lonjongKapak lonjong ini terbuat dari batu kali dan memiliki warna yang kehitam-hitaman. Sama seperti namanya, kapak lonjong ini memiliki bentuk yang lonjong, ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam.  Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi, yakni untuk menggarap tanah, dan berbagai keperluan lainnya.

8. Perhiasan

Selain perkakas, terdapat juga penemuan lainnya yang merupakan benda peninggalan manusia praaksara, yakni perhiasan. Perhiasan tampaknya telah dikenal sejak zaman praaksara dan digunakan oleh beberapa jenis-jenis manusia purba di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penemuan beberapa jenis peninggalan zaman praaksara yang berupa perhiasan. Perhiasan yang berupa gelang dan kalung pada zaman praaksara ini sendiri terbuat dari  batu-batu indah seperti agat, chalcedon dan jaspis. Perhiasan banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sumatera.

 

 Nekara

Nekara adalah gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian tengahnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu. Pada zamannya, nekara dianggap benda suci yang berfungsi sebagai benda upacara, mas kawin, dll. Benda ini banyak ditemukan di Bali, Nusatenggara, Maluku, Selayar, dan Irian.

Sarkofagus

Bentuk lain dari peninggalan masa praaksara adalah makam. Salah satunya dikenal dengan nama sarkofagus. Sarkofagus ini merupakan peti mati yang terbuat dari batu yang utuh dan diberikan penutup pada bagian atasnya. Salah satu tempat penemuan sarkofagus adalah  Bali, serta beberapa lainnya juga ditemukan di Bondowoso Jawa Timur.

 

Menhir

Menhir merupakan benda peninggalan praaksara yang berkaitan dengan kepercayaan yang dianut oleh manusia pada masa itu. Menhir ini berbentuk tiang atau tugu terbuat dari batu yang berdiri tegak di atas tanah. Menhir didirikan sebagai sarana menyembah arwah nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di dataran tinggi pasemah yaitu pegunungan antara wilayah Palembang dan Bengkulu, Ngada (Flores),  Gunung Kidul, Rembang(Jawa Tengah), Sungai Talang Koto dan daerah lainnya.

 Dolmen

Sama halnya dengan menhir, dolmen juga merupakan salah satu sarana penyembahan arwah nenek moyang pada masa praaksara. Dolmen yang memiliki bentuk seperti meja yang tersusun dari beberapa batu itu banyak ditemukan di daerah Besuki Jawa Timur. Di daerah tersebut biasanya dinamai pandhusa.

Waruga

Waruga atau kubur batu merupakan peti mati yang terbuat dari batu. Keempat Sisinya berdindingkan papan-papan batu begitu pula alas dan bidang atasnya dari papan batu. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

 Arca atau Patung

Arca adalah Patung yang terbuat dari batu utuh. Bentuknya ada bermacam-macam, ada yang menyerupai manusia, kepala manusia, dan juga hewan. Arca banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung ,Jawa Tengah, dan Jawa Tengah. Arca ini juga merupakan salah satu sarana penyembahan pada masa praaksara.

Punden Berundak

Barangkali salah satu bentuk peninggalan praaksara yang cukup familiar di telinga adalah punden berundak. Yah, punden berundak ini sendiri merupakan peninggala megalitikum yang terdiri dari susunan batu bertingkat dan berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang. Punden berundak banyak ditemukan di Lebak sibedug, Banten Selatan, Leles (Garut) dan Kuningan.

 Flakes

Kembali ke benda-benda peninggalan praaksara yang berupa peralatan atau perkakas, ada juga dikenal dengan nama flakes. Flakes ini merupakan alat yang terbuat terbuat dari pecahan – pecahan batu kecil. Ia berfungsi sebagai alat penusuk, pemotong daging, dan pisau. Flakes banyak ditemukan di Daerah Sangiran,Sragen, Jawa Tengah. Termasuk kebudayaan Ngandong.

 Perkakas dari Tulang dan Tanduk

Selain dari batu, perkakas yang digunakan pada masa praaksara juga banyak terbuat dari tulang dan tanduk hewan. Perkakas tulang dan tanduk ini berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek dan mata tombak. Alat ini banyak di temukan di Daerah Ngandong, dekat Ngawi ,Jawa Timur.

 Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger merupakan sampah dapur yang terdiri dari kulit – kulit kerang dan siput  pada masa Mesolithikum yang tertumpuk selama beribu – ribu tahun sehingga membentuk sebuah bukit kecil yang beberapa meter tingginya. Kjokkenmoddinger banyak ditemukan di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra.

 Abris Sous Roche

Abris sous roche adalah gua – gua batu karang atau ceruk yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia Purba. Ia berfungsi sebagai tempat tinggal.

 Lukisan di Dinding Gua

Salah satu bentuk peninggalan prasejarah yang cukup fenomenal adalah lukisan yang terdapat di dinding gua. Lukisan ini menggambarkan hewan buruan dan cap tangan berwarna merah. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa manusia praaksara telah menyadari adanya seni. Lukisan di dinding gua ditemukan di Leang  Leang, Sulawesi Selatan,di Gua Raha,Pulau Muna,Sulawesi Tenggara, dan di Danau Sentani,Papua.

Setelah melihat materi di atas, 

1. coba jelaskan mengapa sebagian besar manusia pra aksara menggunakan alat-alat dari batu? 

2. Mengapa disebut zaman batu?

Silahkan jawaban kalian tulis di kolom komentar dan jangn lupa tulis nama dan kelasnya. apabila kesulitan bisa langsung menghubungi bapak. terimakasih


Selasa, 27 Oktober 2020

Peninggalan Zaman Pra Aksara

  Assalamualaikum... Apa kabar anak-anakku... Semoga sehat selalu... sebelum belajar sejarah, jangan lupa tunaikan sholat Dhuha terlebih dahulu ya... tetap semangat PJJ nya... untuk materi pelajaran sejarah hari ini, silahkan simak materi berikut tentang peninggalan zaman Pra Aksara.

Beberapa peninggalan zaman pra aksara adalah sebagai berikut.

Kapak Genggam

kapak genggam

Barangkali dalam bayangan anda kapak genggam di sini merupakan kapak yang terbuat dari besi sebagaimana yang sering anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tentu itu berbeda pada zaman praaksara. Kapak genggam pada zaman praaksara yang terbuat dari batu atau lempung dan tak bertangkai itu ditemukan oleh seorang bernama Ralph von Koenigswald pada tahun 1935 di Punung Kabupaten Pacitan.

Kapak genggam ini digunakan oleh manusia praaksara pada zaman paleolithikum sebagai alat penetak atau alat yang digunakan untuk membelah kayu, menggali umbi – umbian, memotong dagimg hewan buruan, serta berbagai keperluan lainnya. Kapak genggam ini memiliki kesamaan dengan kapak berimbas yang juga ditemukan pada zaman praaksara. Hanya saja kapak berimbas berukuran lebih besar bila dibandingkan dengan kapak genggam. Menurut salah satu sumber, kapak berimbas ini dibuat oleh manusia pithecantropus dan banyak ditemukan di Indonesia, khususnya kabupaten pacitan. Adapun kegunaannya tak jauh berbeda dengan kapak genggam, yakni untuk memotong daging hewan, dll.

. Kapak Persegi

kapak persegiTampaknya pada zaman praaksara, terdapat berbagai macam kapak yang ditemukan, salah satunya adalah kapak persegi. Kapak persegi ini sendiri berasal dari von Heine Geldern.  Alat ini memiliki bentuk yang memanjang dengan penampang Alang berbentuk persegi dan bagian pangkalnya tidak biasa sebagai tempat ikatan tangkai. Sesuai namanya, kapak persegi ini terbuat dari batu yang berbentuk persegi. Kapak ini dipergunakan untuk mengerjakan kayu, menggarap tanah, Serta melaksanakan upacara. Di daerah Indonesia sendiri, kapak persegi banyak ditemukan di Jawa, Kalimantan Selatan,Sulawesi , dan Nusa Tenggara.

6. Kapak Bahu

Kapak bahu adalah sejenis kapak persegi yang pada tangkainya diberi leher sehingga membentuk botol persegi. Kapak bahu ini ditemukan pada zaman neolithikum. Daerah kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia Barat. Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah ditemukan yaitu di Minahasa.

7. Kapak Lonjong

kapak lonjongKapak lonjong ini terbuat dari batu kali dan memiliki warna yang kehitam-hitaman. Sama seperti namanya, kapak lonjong ini memiliki bentuk yang lonjong, ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam.  Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi, yakni untuk menggarap tanah, dan berbagai keperluan lainnya.

8. Perhiasan

Selain perkakas, terdapat juga penemuan lainnya yang merupakan benda peninggalan manusia praaksara, yakni perhiasan. Perhiasan tampaknya telah dikenal sejak zaman praaksara dan digunakan oleh beberapa jenis-jenis manusia purba di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penemuan beberapa jenis peninggalan zaman praaksara yang berupa perhiasan. Perhiasan yang berupa gelang dan kalung pada zaman praaksara ini sendiri terbuat dari  batu-batu indah seperti agat, chalcedon dan jaspis. Perhiasan banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sumatera.

 

 Nekara

Nekara adalah gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian tengahnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu. Pada zamannya, nekara dianggap benda suci yang berfungsi sebagai benda upacara, mas kawin, dll. Benda ini banyak ditemukan di Bali, Nusatenggara, Maluku, Selayar, dan Irian.

Sarkofagus

Bentuk lain dari peninggalan masa praaksara adalah makam. Salah satunya dikenal dengan nama sarkofagus. Sarkofagus ini merupakan peti mati yang terbuat dari batu yang utuh dan diberikan penutup pada bagian atasnya. Salah satu tempat penemuan sarkofagus adalah  Bali, serta beberapa lainnya juga ditemukan di Bondowoso Jawa Timur.

 

Menhir

Menhir merupakan benda peninggalan praaksara yang berkaitan dengan kepercayaan yang dianut oleh manusia pada masa itu. Menhir ini berbentuk tiang atau tugu terbuat dari batu yang berdiri tegak di atas tanah. Menhir didirikan sebagai sarana menyembah arwah nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di dataran tinggi pasemah yaitu pegunungan antara wilayah Palembang dan Bengkulu, Ngada (Flores),  Gunung Kidul, Rembang(Jawa Tengah), Sungai Talang Koto dan daerah lainnya.

 Dolmen

Sama halnya dengan menhir, dolmen juga merupakan salah satu sarana penyembahan arwah nenek moyang pada masa praaksara. Dolmen yang memiliki bentuk seperti meja yang tersusun dari beberapa batu itu banyak ditemukan di daerah Besuki Jawa Timur. Di daerah tersebut biasanya dinamai pandhusa.

Waruga

Waruga atau kubur batu merupakan peti mati yang terbuat dari batu. Keempat Sisinya berdindingkan papan-papan batu begitu pula alas dan bidang atasnya dari papan batu. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

 Arca atau Patung

Arca adalah Patung yang terbuat dari batu utuh. Bentuknya ada bermacam-macam, ada yang menyerupai manusia, kepala manusia, dan juga hewan. Arca banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung ,Jawa Tengah, dan Jawa Tengah. Arca ini juga merupakan salah satu sarana penyembahan pada masa praaksara.

Punden Berundak

Barangkali salah satu bentuk peninggalan praaksara yang cukup familiar di telinga adalah punden berundak. Yah, punden berundak ini sendiri merupakan peninggala megalitikum yang terdiri dari susunan batu bertingkat dan berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang. Punden berundak banyak ditemukan di Lebak sibedug, Banten Selatan, Leles (Garut) dan Kuningan.

 Flakes

Kembali ke benda-benda peninggalan praaksara yang berupa peralatan atau perkakas, ada juga dikenal dengan nama flakes. Flakes ini merupakan alat yang terbuat terbuat dari pecahan – pecahan batu kecil. Ia berfungsi sebagai alat penusuk, pemotong daging, dan pisau. Flakes banyak ditemukan di Daerah Sangiran,Sragen, Jawa Tengah. Termasuk kebudayaan Ngandong.

 Perkakas dari Tulang dan Tanduk

Selain dari batu, perkakas yang digunakan pada masa praaksara juga banyak terbuat dari tulang dan tanduk hewan. Perkakas tulang dan tanduk ini berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek dan mata tombak. Alat ini banyak di temukan di Daerah Ngandong, dekat Ngawi ,Jawa Timur.

 Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger merupakan sampah dapur yang terdiri dari kulit – kulit kerang dan siput  pada masa Mesolithikum yang tertumpuk selama beribu – ribu tahun sehingga membentuk sebuah bukit kecil yang beberapa meter tingginya. Kjokkenmoddinger banyak ditemukan di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra.

 Abris Sous Roche

Abris sous roche adalah gua – gua batu karang atau ceruk yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia Purba. Ia berfungsi sebagai tempat tinggal.

 Lukisan di Dinding Gua

Salah satu bentuk peninggalan prasejarah yang cukup fenomenal adalah lukisan yang terdapat di dinding gua. Lukisan ini menggambarkan hewan buruan dan cap tangan berwarna merah. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa manusia praaksara telah menyadari adanya seni. Lukisan di dinding gua ditemukan di Leang  Leang, Sulawesi Selatan,di Gua Raha,Pulau Muna,Sulawesi Tenggara, dan di Danau Sentani,Papua.

Setelah melihat materi di atas, 

1. coba jelaskan mengapa sebagian besar manusia pra aksara menggunakan alat-alat dari batu? 

2. Mengapa disebut zaman batu?

Silahkan jawaban kalian tulis di kolom komentar dan jangn lupa tulis nama dan kelasnya. apabila kesulitan bisa langsung menghubungi bapak. terimakasih


Senin, 26 Oktober 2020

Peninggalan zaman Pra Aksara

 Assalamualaikum... Apa kabar anak-anakku... Semoga sehat selalu... sebelum belajar sejarah, jangan lupa tunaikan sholat Dhuha terlebih dahulu ya... tetap semangat PJJ nya... untuk materi pelajaran sejarah hari ini, silahkan simak materi berikut tentang peninggalan zaman Pra Aksara.

Beberapa peninggalan zaman pra aksara adalah sebagai berikut.

Kapak Genggam

kapak genggam

Barangkali dalam bayangan anda kapak genggam di sini merupakan kapak yang terbuat dari besi sebagaimana yang sering anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tentu itu berbeda pada zaman praaksara. Kapak genggam pada zaman praaksara yang terbuat dari batu atau lempung dan tak bertangkai itu ditemukan oleh seorang bernama Ralph von Koenigswald pada tahun 1935 di Punung Kabupaten Pacitan.

Kapak genggam ini digunakan oleh manusia praaksara pada zaman paleolithikum sebagai alat penetak atau alat yang digunakan untuk membelah kayu, menggali umbi – umbian, memotong dagimg hewan buruan, serta berbagai keperluan lainnya. Kapak genggam ini memiliki kesamaan dengan kapak berimbas yang juga ditemukan pada zaman praaksara. Hanya saja kapak berimbas berukuran lebih besar bila dibandingkan dengan kapak genggam. Menurut salah satu sumber, kapak berimbas ini dibuat oleh manusia pithecantropus dan banyak ditemukan di Indonesia, khususnya kabupaten pacitan. Adapun kegunaannya tak jauh berbeda dengan kapak genggam, yakni untuk memotong daging hewan, dll.

. Kapak Persegi

kapak persegiTampaknya pada zaman praaksara, terdapat berbagai macam kapak yang ditemukan, salah satunya adalah kapak persegi. Kapak persegi ini sendiri berasal dari von Heine Geldern.  Alat ini memiliki bentuk yang memanjang dengan penampang Alang berbentuk persegi dan bagian pangkalnya tidak biasa sebagai tempat ikatan tangkai. Sesuai namanya, kapak persegi ini terbuat dari batu yang berbentuk persegi. Kapak ini dipergunakan untuk mengerjakan kayu, menggarap tanah, Serta melaksanakan upacara. Di daerah Indonesia sendiri, kapak persegi banyak ditemukan di Jawa, Kalimantan Selatan,Sulawesi , dan Nusa Tenggara.

6. Kapak Bahu

Kapak bahu adalah sejenis kapak persegi yang pada tangkainya diberi leher sehingga membentuk botol persegi. Kapak bahu ini ditemukan pada zaman neolithikum. Daerah kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia Barat. Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah ditemukan yaitu di Minahasa.

7. Kapak Lonjong

kapak lonjongKapak lonjong ini terbuat dari batu kali dan memiliki warna yang kehitam-hitaman. Sama seperti namanya, kapak lonjong ini memiliki bentuk yang lonjong, ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam.  Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi, yakni untuk menggarap tanah, dan berbagai keperluan lainnya.

8. Perhiasan

Selain perkakas, terdapat juga penemuan lainnya yang merupakan benda peninggalan manusia praaksara, yakni perhiasan. Perhiasan tampaknya telah dikenal sejak zaman praaksara dan digunakan oleh beberapa jenis-jenis manusia purba di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penemuan beberapa jenis peninggalan zaman praaksara yang berupa perhiasan. Perhiasan yang berupa gelang dan kalung pada zaman praaksara ini sendiri terbuat dari  batu-batu indah seperti agat, chalcedon dan jaspis. Perhiasan banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sumatera.

 

 Nekara

Nekara adalah gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian tengahnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu. Pada zamannya, nekara dianggap benda suci yang berfungsi sebagai benda upacara, mas kawin, dll. Benda ini banyak ditemukan di Bali, Nusatenggara, Maluku, Selayar, dan Irian.

Sarkofagus

Bentuk lain dari peninggalan masa praaksara adalah makam. Salah satunya dikenal dengan nama sarkofagus. Sarkofagus ini merupakan peti mati yang terbuat dari batu yang utuh dan diberikan penutup pada bagian atasnya. Salah satu tempat penemuan sarkofagus adalah  Bali, serta beberapa lainnya juga ditemukan di Bondowoso Jawa Timur.

 

Menhir

Menhir merupakan benda peninggalan praaksara yang berkaitan dengan kepercayaan yang dianut oleh manusia pada masa itu. Menhir ini berbentuk tiang atau tugu terbuat dari batu yang berdiri tegak di atas tanah. Menhir didirikan sebagai sarana menyembah arwah nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di dataran tinggi pasemah yaitu pegunungan antara wilayah Palembang dan Bengkulu, Ngada (Flores),  Gunung Kidul, Rembang(Jawa Tengah), Sungai Talang Koto dan daerah lainnya.

 Dolmen

Sama halnya dengan menhir, dolmen juga merupakan salah satu sarana penyembahan arwah nenek moyang pada masa praaksara. Dolmen yang memiliki bentuk seperti meja yang tersusun dari beberapa batu itu banyak ditemukan di daerah Besuki Jawa Timur. Di daerah tersebut biasanya dinamai pandhusa.

Waruga

Waruga atau kubur batu merupakan peti mati yang terbuat dari batu. Keempat Sisinya berdindingkan papan-papan batu begitu pula alas dan bidang atasnya dari papan batu. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

 Arca atau Patung

Arca adalah Patung yang terbuat dari batu utuh. Bentuknya ada bermacam-macam, ada yang menyerupai manusia, kepala manusia, dan juga hewan. Arca banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung ,Jawa Tengah, dan Jawa Tengah. Arca ini juga merupakan salah satu sarana penyembahan pada masa praaksara.

Punden Berundak

Barangkali salah satu bentuk peninggalan praaksara yang cukup familiar di telinga adalah punden berundak. Yah, punden berundak ini sendiri merupakan peninggala megalitikum yang terdiri dari susunan batu bertingkat dan berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang. Punden berundak banyak ditemukan di Lebak sibedug, Banten Selatan, Leles (Garut) dan Kuningan.

 Flakes

Kembali ke benda-benda peninggalan praaksara yang berupa peralatan atau perkakas, ada juga dikenal dengan nama flakes. Flakes ini merupakan alat yang terbuat terbuat dari pecahan – pecahan batu kecil. Ia berfungsi sebagai alat penusuk, pemotong daging, dan pisau. Flakes banyak ditemukan di Daerah Sangiran,Sragen, Jawa Tengah. Termasuk kebudayaan Ngandong.

 Perkakas dari Tulang dan Tanduk

Selain dari batu, perkakas yang digunakan pada masa praaksara juga banyak terbuat dari tulang dan tanduk hewan. Perkakas tulang dan tanduk ini berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek dan mata tombak. Alat ini banyak di temukan di Daerah Ngandong, dekat Ngawi ,Jawa Timur.

 Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger merupakan sampah dapur yang terdiri dari kulit – kulit kerang dan siput  pada masa Mesolithikum yang tertumpuk selama beribu – ribu tahun sehingga membentuk sebuah bukit kecil yang beberapa meter tingginya. Kjokkenmoddinger banyak ditemukan di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra.

 Abris Sous Roche

Abris sous roche adalah gua – gua batu karang atau ceruk yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia Purba. Ia berfungsi sebagai tempat tinggal.

 Lukisan di Dinding Gua

Salah satu bentuk peninggalan prasejarah yang cukup fenomenal adalah lukisan yang terdapat di dinding gua. Lukisan ini menggambarkan hewan buruan dan cap tangan berwarna merah. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa manusia praaksara telah menyadari adanya seni. Lukisan di dinding gua ditemukan di Leang  Leang, Sulawesi Selatan,di Gua Raha,Pulau Muna,Sulawesi Tenggara, dan di Danau Sentani,Papua.

Setelah melihat materi di atas, 

1. coba jelaskan mengapa sebagian besar manusia pra aksara menggunakan alat-alat dari batu? 

2. Mengapa disebut zaman batu?

Silahkan jawaban kalian tulis di kolom komentar dan jangn lupa tulis nama dan kelasnya. apabila kesulitan bisa langsung menghubungi bapak. terimakasih


Jumat, 23 Oktober 2020

Peranan Tokoh daerah dan Nasional dalam memperjuangkan Kemerdekaan

 Assalamualaikum selamat pagi anak anak yan ku cintai.

sebelum kita memulai pembelajaran hari ini alangkah baiknya jika kita berdoa terlebih dahulu dan jangan lupa untuk selalu Sholat karna sholat adalah tiang agama.

bab. 5 Peranan Tokoh Nasional dan Daerah dalam Memperjuangkan Kemerdekaan

1. Dr. Sutomo

Dr. Soetomo perannya dalam kebangkitan nasional adalah tokoh pendiri organisasi Budi Utomo yaitu organisasi pergerakan pertama di Indonesia. 

Organisasi ini awalnya dibangun karena ia bersama kawan-kawan dari STOVIA memperkenalkan ide untuk memberikan bantuan dana bagi para pelajar pribumi berprestasi tapi miskin.

Sehingga ide ini berkembang dengan bergabungnya sekelompok priyayi Jawa untuk mendirikan Boedi Oetomo.

2. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan cendekiawan Indonesia yang sangat cerdas. Beliau merupakan seorang dokter lulusan STOVIA ( School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) atau diartikan sebagai Sekolah Pendidikan Dokter Hindia dalam bahasa Indonesia. Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan sosok yang sangat senang bergaul dengan rakyat biasa, sehingga beliau mengerti penderitaan yang dialami rakyat sehingga beliau seringkali mengobati rakyat tanpa memungut bayaran. Dr. Wahidin Sudirohusodo menyadari bahwa penderitaan rakyat tersebut akibat penjajahan Belanda sehingga rakyat hidup dalam keterbelakangan dan penindasan. Salah satu cara yang dianggap dapat membebaskan rakyat dari penjajahan adalah melalui pendidikan dan konsep inilah yang disadari oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo rakyat harus cerdas. Mencerdaskan rakyat dapat ditempuh dengan pemberian kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah.

Dua pokok pikiran yang menjadi perjuangan Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah:

  1. memperjuangkan adanya kesempatan pendidikan dan pengajaran kepada seluruh rakyat Indonesia secara meluas
  2. memupuk kesadaran kebangsaan kepada seluruh rakyat Indonesia.

Gagasan perjuangan Dr. Wahidin Sudiohusodo melalui dana pelajar tidak membuahkan hasil. Hal ini yang mendorong Dr. Wahidin Sudirohusodo mengajukan gagasan perjuangannya melalui pendirian organisasi pendidikan kepada para pelajar STOVIA di Jakarta sehingga pada tanggal 20 Mei 1908, lahirlah Budi Utomo. Dr. Wahidin Sudirohusodo inilah yang menjadi pelopor pembentukan organisasi pendidikan bernama Budi Utomo di Indonesia.

3. Dr. Cipto Mangunkusumo

Cipto Mangunkusumo (4 Maret 1886 – 8 Maret 1943) merupakan salah satu tokoh dalam masa Pergerakan Nasional.

Cipto Mangunkusumo, bersama kedua reaknnya, Ernest François Eugène (E.F.E.) Douwes Dekker (yang kemudian dikenal dengan nama Danudirja Setiabudi) dan Suwardi Suryaningrat (yang kemudian dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara), merupakan “Tiga Serangkai” pendiri Indische Partij (IP).

Organisasi ini dianggap oleh Belanda berbahaya karena secara terang-terangan menyerukan kemerdekaan Indonesia (atau waktu itu dikenal dengan nama Hindia Belanda).

Akibatnya pemerintah Belanda membubarkan Indische Partij, yang dianggap sebagai organisasi subversif, lalu menangkap tiga serangkai dan mengasingkan mereka ke Belanda.  

Selain itu, Cipto Mangunkusumo menjadi mentor politik Sukarno, yang kemudian menjadi presiden pertama Indonesia. 

4. E.F.E Douwes Dekker

Peran Douwes Dekker dalam pergerakan nasional Indonesia adalah SEBAGAI PERINTIS NASIONALISME sebab ia bersama dengan dua tokoh bangsa lainnya mendirikan INDISCHE PARTIJ atau Partai Hindia yang merupakan partai politik paling pertama di wilayah Hindia Belanda saat itu. Cita-cita utama partai ini sendiri adalah menyebarkan paham nasionalisme (satu bangsa).

Indische Partij didirikan pada Desember tahun 1912 oleh 3 tokoh penting yakni Douwes Dekker, Ki Hadjar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) dan juga Tjipto Mangoenkoesoemo. Secara singkat partai ini mampu menarik anggota sampai 5000 orang. Indische Partij diterima baik kaum indo, pribumi bahkan juga tionghoa. Sayangnya pergerakan mereka segera dimusuhi Belanda sebab dianggap radikal dan membahayakan.

Indische Partij bisa dibilang sebagai peletak dasar pergerakan nasional bangsa Indonesia yang cita-citanya adalah kemerdekaan Bangsa. Partai ini tegas dalam coraknya yakni anti-kolonial. Dengan demikian maka sudah jelas peran pendirinya termasuk Douwes Dekker sangat penting sebagai peletak awal (perintis) pergerakan nasional.

5. Haji Omar Said Cokroaminoto

Peran Hos Tjokroaminoto bagi perjuangan pergerakan nasional indonesia adalah:

  • HOS Tjokroaminato adalah seorang Guru atau teladan bagi para tokoh-tokoh nasional masa Pergerakan Nasional Seperti Sukarno, Semaun, dan Kartosuwirjo.
  • HOS Tjoroaminoto dianggap sebagai Pemimpin Jawa menggantikan Diponegoro dan Dia juga Pendiri dari organisasi bernama Serikat Dagang Islam.
  • HOS Tjokroaminoto adalah seorang tokoh yang berani menulis petisi ke Ratu Belanda untuk kemerdekaan dari negeri Belanda.
  • HOS Tjokroaminato adalah orang atau pionir yang membuka modernisasi politik kepada warga Indonesia  pada masa pemerintahan Belanda.

Pada masa pemerintahan Belanda, banyak sekali tokoh-tokoh pemimpin di Indonesia yang berguguran karena terlibat dengan peperangan dengan Bangsa Belanda. Namun HOS Tjokroaminato membuat sebuah gerakan perlawanan dengan cara bukan dengan perang melainkan dengan cara musyawarah dan juga dengan mendirikan sebuah organisasi bersifat keagamaan atau kesukuan untuk mengajak Pemerintah Belanda bermusyawarah dalam memperoleh kemerdekaan.

6. K.H. Samanhudi

Beliau lahir di Laweyan, Solo pada tahun 1868 dari keluarga pedagang. Pada tahun 1905, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI), organisasi yang menentang Belanda dan memperjuangkan martabat pedagang pribumi. SDI berubah menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912 dan pada kongres tahun 1913, beliau terpilih menjadi ketua. KH. Samanhudi juga terlibat dalam gejala politik pasca kemerdekaan dengan membentuk Barisan Pemberontak Indonesia yang melawan Belanda NICA, dan lascar rakyat yang bernama Gerakan Kesatuan Alap-Alap.

7. Muhammad Yamin

Muhammad Yamin (1903-1962) adalah aktivis kemerdekaan dari Sumatera Barat dan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pemikiran Muhammad Yamin dalam memperjuangkan integrasi bangsa adalah dengan mengusulkan rancangan dasar negara yang kemudian berkembang menjadi Pancasila yang sekarang kita gunakan sebagai dasar Negara.

Dalam pemikirannya yang disampaikan pada sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945, Yamin mengusulkan dasar negara berupa seperti di atas.

Dalam perkembangan sidang BPUPKI, kelima pokok pikiran ini digabungkan dengan pemikiran tokoh lainnya seperti dari Soekarno.

Muhammad Yamin juga bergabung dalam Panitia Sembilan, yang merancang rumusan Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945.

8. K.H.Mas Mansyur

menjadi anggota PPKI, menjadi ketua pusat tenaga rakyat(putera) ,selain itu ia juga aktif dlm pergerakan nasional dg bergabung sebagai anggota persatuan bangsa indonesia(PBI)..MAS mansur kemudian memprakarsai berdirinya Majelis A'la indonesia (MIAI) organisasi ini mrupakan gabungan beberapa organisasi islam yg aktif menggalang kekuatan politik utk melawan pemerintah kolonial belanda dan bergerak bersama GAPI (gabungan politik indonesia).

9. M.Natsir

Mohammad Natsir adalah seorang ulama, politisi, dan pejuang kemerdekaan Indonesia.Ia merupakan pendiri sekaligus pemimpin serta politik Masyumi dan tokoh Islam terkemuka Indonesia. Mohammad Natsir turut memberikan arti dan arah perjuangan kemerdekaan Indonesia secara positif bagi bangsa negara Indonesia.

10. K.H. Hasyim Asyari

KH. Hasyim Asy’ari adalah seorang tokoh nasional muslim yang lahir pada tanggal 10 April 1875. Ayahnya bernama Kiai Asy’ari dan Ibunya bernama Halimah. KH. Hasyim Asy’ari memiliki garis keturunan baik dari Sultan Pajang Jaka Tingkir juga mempunyai keturunan ke Raja Hindu Majapahit, Raja Brawijaya V (Lembupeteng).

  • Mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng sebagai tempat penyiaran pendidikan Islam.
  • Mendirikan Jami’yah Nahdlatul Ulama untuk tujuan memegang dengan teguh pada salah satu dari madzhab empat.
  • Ikut aktif dalam perjuangan membebaskan bangsa dari penjajah Belanda.
  • Menolak bintang mas dan perak tanda kehormatan dari Belanda.
  • Membentuk Masyumi sebagai wadah perjuangan.
  • Tetap kuat dan tegar dalam menjalani masa penahanan oleh Jepang yang menjadikan salah satu jari beliau menjadi cacat.
  • Menyerukan Resolusi Jihad.

 11. H. Agus Salim

Peran H. Agus Salim dalam mempertahankan kemerdekaan:
1) menjadi anggota Panitia Sembilan yang bertugas merumuskan asas dan  tujuan negara merdeka pada 22 Juni 1945
2) menjadi Panitia Penghalus Bahasa rumusan undang-undang bersama Husein Jayadiningrat dan Supomo.
3) menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung setelah Indonesia merdeka (1945)
4) menjadi Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir I dan II serta menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Hatta (1947 - 1949)
5) menjadi Penasehat Menteri Luar Negeri setelah pengakuan kedaulatan Indonesia (1950 - akhir hayatnya)

12. K.H Ahmad Dahlan

peran ahmad dahlan adalah mengembangkan nilai nilai keagamaan dan mendirikan muhammmadiyah Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam.

13. Ki Hajar Dewantara

Pada masa pergerakan Nasional, para pelajar Indonesia banyak melakukan gerakan Nasionalisme dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di berbagai bidang. Ki. Hadjar Dewanara adalah salah pelajar Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dia adalah salah satu pendiri oganisasi Indische Partij. Beliau adalah tokoh nasionalis yang memperjuangkan bangsa Indonesia di bidang Pendidikan.

Peran Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan Indonesia pada awal kemerdekaan adalah:

  1. Membuat semboyan Tut Wuri Handayani dalam dunia Pendidikan.
  2. Membuat Tujuan Pendidikan
  3. Mendirikan sekolah Taman Siswa.
  4. Membuat berbagai karya tulis di Bidang Pendidikan.
  5. Menciptakan teori Trikon dalam metode pengajaran dan penyampaian di dunia Pendidikan.
  6. Menciptakan Trisentra Pendidikan, menjelaskan kriteria tempat dalam mengajar pendidikan.
  7. Mendorong semanga Anti Kolonial
14. Syarfrudddin Prawinegara

Syafruddin Prawiranegara (1911-1989) adalah seorang tokoh perjuangan kemerdekaan, yang pernah menjadi pemimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dari 19 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949

PDRI didirikan di Bukittinggi, Sumatera Barat sebagai akibat dari keadaan darurat akibat serangan Belanda dalam Agresi Militer II ke ibukota Indonesia saat itu, Yogyakarta. Pemerintahan darurat ini dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Kesejahteraan.

Agresi Militer Belanda II terjadi pada 19 Desember 1948. Pada Agresi Militer II, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta, dan menangkap pemimpin Republik Indonesia, termasuk Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta.

Meski para pimpinan Republik Indonesia tertangkap, perjuangan terus berlanjut, karena Indonesia sudah memiliki rencana dalam kondisi ini. Sesuai rencana, Syafruddin Prawiranegara menjadi presiden sementara di Bukittinggi, dengan membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).  

15. Mr. Mohammad Roem

Muhamad Roem tercatat beberapa kali mewakili Indonesia dalam perundingan dengan Belanda. Perundingan yang pernah diikuti antara lain perjanjian Linggarjati pada tahun 1947, perundingan Renville pada Januari 1948,  Roem - Rooyen pada tanggal 7 Mei 1949, dan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949. Perundingan Roem-Rooyen tersebut telah membuka jalan bagi diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar dan selanjutnya pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda pada Desember 1949. Dalam perundingan Roem- Rooyen, Mohammad Roem memikul tanggung jawab berat, karena beliau harus mempertahankan wilayah RI agar tidak lebih sempit lagi. Terdapat perbedaan pendapat mengenai Pemerintah Federal Sementara, karena Belanda berpendapat bahwa pemerintah harus dipimpin oleh pejabatpejabat dari Kerajaan Belanda. Sedangkan RI berpendirian bahwa Pemerintah Federal Sementara harus bersifat nasional, sehingga harus terdiri dari orang-orang Indonesia saja. Mohammad Roem juga memperjuangkan hak-hak Indonesia untuk mempertahankan hubungan luar negeri RI dengan negara-negara lain. Hubungan luar negeri inilah yang sangat diperlukan Indonesia dalam menggalang dukungan dari berbagai negara terhadap kemerdekaan Indonesia. Memang benar bahwa dengan proklamasi kemerdekaan, maka Indonesia sebagai negara merdeka telah memenuhi syarat adanya wilayah, pemerintahan dan rakyat. Namun tidak kalah pentingnya adalah syarat kemampuan melakukan hubungan dengan negara-negara lain, yang tentunya menuntut adanya pengakuan dari negara- negara lain.

Kehidupan Zaman Pra Aksara: Zaman logam dan Hasil Peninggalannya (Kelas X)

 Zaman logam adalah suatu zaman manusia sudah mampu membuat alat – alat dari logam dan menjadi sangat terampil. Perkembangan ini tentunya menunjukkan bahwa taraf kehidupan sudah meningkat. Kehidupan masyarakat yang semakin kompleks tentunya membutuhkan orang – orang yang terampil (undagi) di bidangnya masing – masing. Selain itu, pada dasarnya proses pembuatan alat – alat dari logam pun terbilang lebih mudah dari pada membuatnya dari batu. Anda hanya cukup meleburkan logamnya kemudian cairan logam tersebut dimasukkan ke dalam cetakan alat yang akan dibuat.

Sejalan dengan kemajuan zamannya dan pola pikir masyarakatnya, dibutuhkan pula keterampilan – keterampilan yang sepadan. Oleh karena itu, zaman ini disebut juga dengan zaman perundagian.

Ciri – Ciri Zaman Logam

Setelah membahas tentang zaman logam, agar Anda lebih jelas memahami seperti apakah itu zaman logam, berikut ciri – ciri zaman logam yang perlu Anda ketahui.

§  Kegiatan perdagangan berkembang semakin pesat pada masa ini dimana perdagangan sudah dilakukan dari pulau ke pulau di Indonesia bahkan antara kepulauan Indonesia dengan kawasan Asia Tenggara melalui sistem barter. Sistem barter adalah sistem perdagangan menggunakan pertukaran barang yang mana barang tersebut dapat berupa nekara perunggu, manik – manik , rempah – rempah, kayu, moko dan timah.

§  Pada masa ini, penguburan jenazah dilakukan dengan dua cara yakni secara langsung dan tidak langsung. Penguburan langsung dilakukan dengan menguburkan jenazah langsung di dalam tanah atau diletakkan pada sebuah peti di dalam tanah. Sedangkan, penguburan tidak langsung dilakukan dengan menguburkan jenazah di dalam tanah atau peti kayu berbentuk perahu. Namun, setelah jenazahnya menjadi rangka maka rangka tersebut akan diambil dan dibersihkan, lalu dikuburkan kembali dalam tempayan atau kubur batu.

§  Mahir dalam pengolah logam, hal itu dapat dilihat dari peninggalan – peninggalan berbahan dasar logam seperti cincin, kalung, anting – anting, gelang tangan, gelang kaki, candrasa, arca perunggu, kapak corong, dan nekara.

§  Kebudayaannya sudah semakin tinggi dan maju.

§  Kemajuan juga dirasakan dalam bidang pertanian yang sudah menggunakan sistem persawahan yang lebih efektif dan efisien dari sistem ladang

Pembagian Zaman Logam

Zaman logam terdiri atas tiga zaman yaitu zaman tembaga, perunggu, dan besi. Pada pembahasan kali ini, kita hanya membahas tentang zaman logam di Indonesia, tetapi berdasarkan teori para ahli, zaman tembaga tidak terjadi di Indonesia.

Oleh karena itu di Indonesia hanya ada zaman perunggu dan besi pada zaman logam. Meskipun begitu, saya akan membahas sedikit tentang zaman tembaga. Berikut penjelasan dari masing – masing zaman.

1. Zaman Tembaga

Zaman tembaga merupakan zaman yang menjadi awal manusia mengenal logam dimana pada zaman ini manusia menggunakan tembaga sebagai bahan dasar untuk membuat peralatan. Para ahli mengatakan bahwa Indonesia tidak terpengaruh dengan zaman tembaga serta tidak pula mengalaminya karena hingga sampai saat ini, belum ada ditemukan peninggalan – peninggalan sejarah dari zaman tembaga di Indonesia.

Hanya negara – negara diluar Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Kamboja saja yang terpengaruh dengan zaman ini.

2. Zaman Perunggu

Zaman perunggu merupakan zaman dimana manusia membuat peralatan dari perunggu. Di Indonesia sendiri, ditemukan peninggalan – peninggalan sejarah dari zaman perunggu yaitu :

§  Candrasa

Candrasa merupakan sejenis kapak yang menyerupai senjata tapi tidak cocok sebagai peralatan perang / pertanian karena tidak kuat dan kokoh. Candrasa ditemukan di Bandung dan diperkirakan digunakan untuk keperluan upacara.

§  Kapak Corong

Kapak Corong atau Kapak Sepatu merupakan alat kebesaran dan upacara adat yang berbentuk seperti corong. Kapak Corong ditemukan di Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

§  Nekara

Nekara adalah genderang besar untuk upacara ritual, khususnya sebagai pengiring upacara kematian, upacara memanggil hujan, dan sebagai genderang perang dengan penyempitan dibagian pinggangnya. Nekara “The Moon of Pejeng” yang merupakan nekara terbesar di Indonesia terdapat di Bali.

§  Moko

Moko merupakan sejenis nekara yang ukurannya lebih kecil yang berfungsi sebagai benda pusaka seorang kepala suku, benda yang diwariskan kepada anak laki-laki kepala suku dan juga mas kawin. Moko lebih banyak ditemukan di Pulau Alor dan Manggarai ( Pulau Flores ).

§  Bejana Perunggu

Bejana Perunggu memiliki bentuk seperti periuk tetapi langsing dan gepeng. Di Indonesia, bejana perunggu ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura. Kedua bejana yang sudah ditemukan memiliki hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar – gambar geometri dan pilin – pilin yang mirip huruf J.

§  Arca Perunggu

Arca perunggu ada yang berbentuk manusia, adapula yang berbentuk binatang. Arca perunggu, umumnya, berbentuk kecil dan terdapat cincin pada bagian atasnya. Dimana cincin tersebut digunakan sebagai alat untuk menggantungkan arca itu karena itulah arca juga digunakan sebagai liontin. Di Indonesia, arca perunggu ditemukan di  Bangkinang (Riau), Palembang (Sumsel) dan Limbangan (Bogor).

Dari semua peninggalan pada zaman perunggu, kapak coronglah yang paling terkenal. Terdapat dua teknik pembuatan kapak corong yakni :

Teknik Bivalve

Teknik bivalve disebut sebagai teknik setangkup dimana untuk membuat perunggu dilakukan dengan cara menangkupkan dua bagian batu kemudian diisi cairan logam. Berikut langkah – langkahnya :

1.      Cetakan terdiri dari dua bagian dan umumnya terbuat dari batu.

2.      Cetakan diikat dan perunggu cair dituangkan ke dalam rongga cetakan.

3.      Tunggu hingga cetakan dingin dan membeku.

4.      Kemudian, cetakan dilepas dan terbentuklah hasil cetakannya.

 

Teknik A Cire Perdue

Teknik A Cire Perdue disebut juga sebagai teknik cetak lilin dimana bahan dasarnya berupa tanah liat dan lilin sebagai bahannya. Berikut langkah – langkahnya :

Buatlah model benda yang diinginkan dari lilin atau sejenisnya.

Benda yang dicetak tersebut kemudian dibungkus dengan tanah liat yang diberi lubang.

Lalu, dibakar maka lilin pun meleleh.

Selanjutnya, rongga bekas lilin tersebut, diisi dengan cairan perunggu.

Setelah perunggu menjadi dingin dan membeku maka tanah liatnya dibuang sehingga menghasilkan barang yang dicetak.

 

3. Zaman Besi

Zaman besi merupakan zaman dimana manusia telah mampu membuat peralatan dari besi yang lebih sempurna daripada tembaga ataupun perunggu. Dengan cara, meleburkan besi dari bijihnya lalu menuangkan cairan besi tersebut ke dalam cetakan.

Adapun hasil peninggalan dari zaman besi yang sudah ditemukan di Indonesia antara lain mata kapak, mata sabit, mata pisau, mata pedang, cangkul, dan sebagainya. Mata kapang digunakan untuk membelah kayu sedangkan mata sabit digunakan untuk menyabit tumbuh – tumbuhan. Di Indonesia, benda – benda tersebut telah ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung (Jawa Timur).

 

Pertanyaa!

Buatlah Ringkasan singkat tentang Zaman Logam dan ciri cirinya. Dijawab di blogger (kolom komentar) kemudian disalin di buku tugas ya… Jangan lupa sebelum mengerjakan Sholat Dhuha terlebih dahulu…

Semangat……!!!!